Net Protozo – Inovasi dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi pilar penting untuk mendorong terciptanya budaya aman. Hal ini terutama di industri yang memiliki risiko tinggi seperti minyak dan gas, pertambangan, serta industri kimia. Keselamatan kerja tidak lagi hanya dianggap sebagai kewajiban memenuhi regulasi. Melainkan sudah menjadi kebutuhan utama bagi para pekerja dan perusahaan demi mencegah kecelakaan yang berpotensi mengancam nyawa.
Lingkungan kerja yang ekstrem membutuhkan penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat dan konsisten. Selain itu, perlengkapan keselamatan yang memadai juga menjadi faktor penting. Emanuel Eko Haryanto, seorang praktisi dan trainer di bidang environment, health & safety (EHS). Ia menegaskan bahwa banyak kecelakaan kerja, terutama di area ruang terbatas. Sering kali disebabkan oleh ketidakkonsistenan dalam menjalankan SOP. Serta kurangnya penggunaan alat pendukung yang tepat, Inovasi K3.
Menurut Emanuel, keberadaan alat deteksi gas sangat krusial untuk melindungi pekerja dari bahaya yang tidak terlihat. Beberapa gas berbahaya seperti hidrogen sulfida (H₂S) dapat muncul secara tiba-tiba di ruang terbatas dan berpotensi menimbulkan kebakaran, ledakan, atau bahkan keracunan. Oleh karena itu, penggunaan teknologi deteksi gas menjadi salah satu solusi utama untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja di area berbahaya tersebut.
Baca Juga : Menopause: Kesehatan Reproduksi Wanita Paruh Baya Terabaikan
Data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa kecelakaan kerja tidak hanya dipicu oleh faktor internal seperti kelalaian, tetapi juga oleh kondisi eksternal. Paparan terhadap gas beracun, kekurangan oksigen, suhu ekstrem. Serta partikel beracun merupakan penyebab utama kecelakaan, terutama di ruang terbatas yang sangat rentan terhadap bahaya tersebut. Kondisi lingkungan yang sulit ini menuntut perhatian serius terhadap inovasi teknologi dan penerapan K3 secara menyeluruh.
Menjawab kebutuhan tersebut, Dräger Safety Indonesia meluncurkan perangkat teknologi keselamatan terbaru yang dapat digunakan di lingkungan kerja berisiko tinggi. Produk unggulan mereka, yaitu detektor multigas X-am 2600 dan alat bantu pernapasan mandiri PSS 3000E (Self-Contained Breathing Apparatus/SCBA). Alat dirancang khusus untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap paparan gas beracun.
Ratna Kurniawati, Managing Director Dräger Indonesia, menjelaskan bahwa peluncuran dua perangkat ini bertujuan untuk memberikan solusi komprehensif bagi industri manufaktur, minyak dan gas, kimia, tambang, serta konstruksi. Kedua alat ini diproduksi dengan standar kualitas Jerman, yang memastikan keandalan dan ketepatan dalam mendeteksi. Serta melindungi pekerja dari risiko berbahaya di lingkungan kerja.
Dräger X-am 2600 adalah detektor gas portabel yang mampu mendeteksi empat parameter utama secara real time, yaitu oksigen (O₂), karbon monoksida (CO), hidrogen sulfida (H₂S), dan gas mudah terbakar. Kemampuan ini sangat penting untuk menjaga keamanan pekerja dengan memberikan peringatan dini jika terjadi kebocoran atau peningkatan kadar gas berbahaya. Sedangkan PSS 3000E adalah alat bantu pernapasan mandiri yang dirancang untuk kondisi ekstrem. Seperti ruang terbatas, paparan gas beracun, kebocoran gas, atau ketika kadar oksigen di udara sangat rendah.
Inovasi teknologi tersebut tidak hanya berhenti pada penyediaan alat canggih, melainkan juga diikuti dengan upaya memperkuat ekosistem keselamatan kerja. Dräger Safety Indonesia aktif memberikan edukasi, pelatihan, serta dukungan teknis berkelanjutan kepada para mitra industri. Hal ini dilakukan agar setiap perangkat yang digunakan dapat berfungsi dengan optimal dan pekerja dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara efektif.
Emanuel menambahkan bahwa perlindungan maksimal bagi pekerja tidak hanya bergantung pada teknologi semata, melainkan juga pada kesiapan sumber daya manusia di lapangan. Pekerja harus mendapatkan pelatihan dan simulasi yang memadai agar mampu menghadapi kondisi berisiko tinggi dengan tepat. Selain itu, penggunaan perlengkapan yang lengkap dan sesuai standar juga menjadi faktor utama dalam mencegah kecelakaan kerja.
Ratna juga menegaskan bahwa layanan purna jual (aftersales) dari Dräger tidak hanya menyediakan pelatihan, tetapi juga layanan teknis yang bersertifikasi untuk menjaga kualitas dan performa alat. Hal ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam menurunkan angka kecelakaan kerja dan membangun budaya keselamatan yang kuat di Indonesia.
Keselamatan kerja di lingkungan berisiko tinggi harus dipandang sebagai investasi penting yang melibatkan teknologi canggih, pelatihan yang tepat, serta budaya kerja yang disiplin. Dengan dukungan inovasi di bidang K3 seperti yang dilakukan oleh Dräger Safety Indonesia dan kesadaran dari para pekerja dan perusahaan, harapan untuk mengurangi angka kecelakaan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dapat terwujud secara berkelanjutan.
Budaya aman di industri berisiko tinggi akan terbentuk jika setiap elemen – mulai dari regulasi, teknologi, pelatihan, hingga kesadaran individu – berjalan bersama secara sinergis. Inilah langkah penting demi keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih baik di masa depan.
Simak Juga : Hijab Rose Pink dan 5 Warna Lain yang Mencerahkan Wajah