Net Protozo – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengalokasikan anggaran sebesar hampir Rp300 miliar untuk mendanai program beasiswa pendidikan dokter gigi selama periode 2022 hingga 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengatasi kekurangan tenaga medis gigi, khususnya di wilayah Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) yang masih sangat minim layanan kesehatan gigi.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa program beasiswa ini ditujukan terutama bagi putra-putri daerah. Dengan demikian, mereka diharapkan kembali dan mengabdi di wilayah asalnya setelah menyelesaikan pendidikan. Hingga saat ini, sebanyak 673 orang telah menerima beasiswa afirmasi untuk pendidikan dokter gigi. Dari jumlah tersebut, delapan peserta telah menyelesaikan studi mereka, sedangkan sisanya masih menjalani pendidikan di berbagai institusi.
Aji menekankan bahwa prioritas utama penerima beasiswa adalah peserta dari daerah, agar mereka dapat memperkuat layanan kesehatan di tempat asal masing-masing. Daerah 3T—yaitu Tertinggal, Terdepan, dan Terluar—masih menjadi wilayah yang paling terdampak oleh kurangnya dokter gigi. Oleh karena itu, keterlibatan sumber daya manusia lokal sangat penting untuk menjawab tantangan tersebut.
Selain pemberian beasiswa, Kemenkes juga telah melakukan sejumlah upaya tambahan untuk menanggulangi kekurangan dokter gigi. Salah satunya adalah dengan membuka moratorium pendirian Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) pada tahun 2022. Kebijakan ini memungkinkan penambahan jumlah FKG di Indonesia dari semula 32 menjadi 38, sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah lulusan dokter gigi dalam beberapa tahun ke depan.
Langkah lainnya adalah peningkatan kuota mahasiswa untuk pendidikan kedokteran gigi di berbagai perguruan tinggi. Dengan penambahan ini, jumlah calon dokter gigi yang menempuh pendidikan dapat meningkat secara signifikan, sehingga mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga medis di berbagai daerah.
Kemenkes juga menyelenggarakan program internship bagi para lulusan dokter gigi. Melalui program ini, lulusan dapat mendapatkan pengalaman kerja lapangan sekaligus membantu pelayanan kesehatan. Berbagai fasilitas kesehatan, terutama di daerah yang kekurangan dokter gigi.
Baca Juga : Autisme Bukan Guna-Guna, Butuh Penanganan Dini
Selain itu, program penugasan khusus bagi dokter gigi juga terus dilaksanakan. Program ini fokus pada pengiriman tenaga medis gigi ke wilayah DTPK sebagai bentuk pemerataan akses pelayanan kesehatan gigi di seluruh Indonesia.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, Aji menyebutkan bahwa kebutuhan akan dokter gigi masih cukup tinggi. Data menunjukkan, Indonesia masih membutuhkan sekitar 10.309 dokter gigi untuk mencapai standar pelayanan yang ideal. Sementara itu, jumlah lulusan dokter gigi per tahun hanya sekitar 2.650 orang. Ketimpangan ini menyebabkan pelayanan kesehatan gigi belum merata di seluruh wilayah.
Kondisi ini diperparah dengan tingginya angka masalah kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Berdasarkan data dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG), lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan kesehatan pada gigi dan mulut. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan dokter gigi bukan hanya menyangkut distribusi, tetapi juga volume pelayanan.
Per April 2025, tercatat sebanyak 73,2 persen dari total Puskesmas di Indonesia atau sekitar 7.475 unit telah memiliki dokter gigi. Namun, masih terdapat 26,8 persen atau sekitar 2.737 Puskesmas yang belum memiliki tenaga dokter gigi. Yang menjadi perhatian adalah distribusi dokter gigi ini masih terpusat di kota-kota besar, sedangkan daerah-daerah terpencil belum sepenuhnya terlayani.
Kemenkes berharap bahwa melalui strategi beasiswa afirmasi, peningkatan kapasitas pendidikan, dan program penugasan khusus, kebutuhan akan tenaga medis gigi dapat terpenuhi secara bertahap. Dengan demikian, masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah 3T, dapat memperoleh akses yang setara terhadap layanan kesehatan gigi yang berkualitas.
Simak Juga : Mahalini: Inspirasi Fashion Muslimah yang Stylish di Tahun 2025