Net Protozo – Konsumsi vitamin C memang dikenal memberikan berbagai manfaat bagi tubuh, terutama dalam menjaga daya tahan tubuh dan mempercepat pemulihan. Namun, konsumsi yang berlebihan ternyata dapat berdampak buruk pada kesehatan, salah satunya memicu pembentukan batu ginjal. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis urologi dari Eka Hospital Depok, dr. Eggi Respati, dalam sebuah temu media di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Menurut dr. Eggi, salah satu penyebab terbentuknya batu ginjal adalah konsumsi vitamin C secara berlebihan. Zat ini, jika dikonsumsi melebihi kebutuhan harian, bisa membentuk kristal dalam ginjal. Seiring waktu, kristal tersebut bisa menumpuk dan berkembang menjadi batu ginjal. Ia menjelaskan bahwa ada tiga penyebab umum batu ginjal, yaitu asam urat, kalsium oksalat, dan batu akibat infeksi.
Karena itu, konsumsi vitamin C sebaiknya hanya dilakukan jika memang diperlukan. Jika kebutuhan vitamin C sudah tercukupi dari makanan seperti buah dan sayuran, maka tidak ada keharusan untuk mengonsumsi suplemen tambahan. Suplemen bisa digunakan sebagai pelengkap jika seseorang tidak mendapatkan cukup vitamin C dari makanan sehari-hari, namun cukup satu tablet saja per hari.
Untuk pasien yang memiliki riwayat batu saluran kemih, mengonsumsi buah-buahan tetap diperbolehkan selama dalam batas wajar. Sementara itu, makanan yang perlu dibatasi adalah jenis sayuran yang tinggi purin seperti bayam dan kangkung, serta beberapa jenis kacang-kacangan. Umbi-umbian seperti kentang juga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
Selain pola makan, gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari juga turut memengaruhi risiko pembentukan batu ginjal. Kebiasaan makan yang kurang sehat menjadi salah satu faktor utama. Tiga jenis makanan yang paling berisiko memicu terbentuknya batu ginjal adalah jeroan, makanan laut, dan daging merah. Ketiga jenis makanan tersebut memiliki kandungan yang dapat meningkatkan kadar zat pembentuk batu di dalam tubuh.
Baca Juga : Kanker Serviks: Akses Vaksinasi dan Skrining Jadi Kunci
Untuk menjaga kesehatan ginjal, dr. Eggi menganjurkan agar seseorang memperbanyak konsumsi air putih. Ia mengibaratkan ginjal seperti mesin cuci. Jika mesin cuci digunakan untuk mencuci pakaian yang sangat kotor tanpa cukup air, maka mesin itu akan lebih cepat rusak. Sebaliknya, dengan air yang cukup, proses pembersihan akan lebih maksimal dan mesin pun tidak cepat rusak. Hal yang sama berlaku pada ginjal. Dengan minum air dalam jumlah cukup, kotoran atau zat sisa dalam tubuh akan lebih mudah dikeluarkan dan tidak menumpuk menjadi batu.
Kurangnya asupan cairan juga menjadi penyebab utama terbentuknya batu saluran kemih. Batu dapat terbentuk di berbagai lokasi, mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, hingga uretra. Ukuran batu bervariasi, bisa sekecil butiran pasir hingga sebesar jahe. Jika tidak segera ditangani, batu ini dapat menyebabkan nyeri hebat dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Kabar baiknya, kemajuan teknologi medis saat ini telah memungkinkan berbagai metode pengobatan batu saluran kemih tanpa harus melakukan operasi besar. Salah satunya adalah prosedur Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yaitu metode non-invasif yang menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh untuk memecah batu menjadi potongan kecil agar bisa keluar melalui urine.
Pilihan lain adalah Ureterorenoscopy (URS), yaitu prosedur minimal invasif dengan memasukkan alat kecil seperti teleskop melalui saluran kemih untuk menemukan dan memecah batu menggunakan laser. Prosedur ini sering menggunakan bantuan alat pencitraan seperti C-Arm untuk memastikan lokasi batu dan memantau proses secara real-time.
Jika batu berukuran sangat besar atau kompleks, tindakan yang lebih invasif seperti Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) bisa dilakukan. Dalam prosedur ini, dokter akan membuat sayatan kecil di punggung untuk menghancurkan dan mengangkat batu langsung dari ginjal. Meski jarang dilakukan, operasi terbuka juga masih menjadi pilihan terakhir jika metode lain tidak memungkinkan.
Selain tindakan medis, dokter juga dapat memberikan obat-obatan, seperti pereda nyeri atau pelancar saluran kemih, untuk membantu proses pengeluaran batu kecil secara alami.
Dengan gaya hidup sehat, konsumsi makanan seimbang, dan asupan cairan yang cukup, risiko batu ginjal dapat diminimalkan. Pemeriksaan rutin dan perhatian terhadap gejala awal juga penting agar batu ginjal bisa ditangani sejak dini tanpa komplikasi serius.
Simak Juga : Batik Hijabers: Inspirasi Outfit Tampil Anggun, Sopan, dan Modis