Net Protozo – Penyakit gula atau diabetes dikenal sebagai salah satu gangguan metabolik kronis yang memengaruhi kadar gula darah dalam tubuh. Salah satu gejala yang sering muncul adalah kesemutan pada tangan dan kaki. Kondisi ini terjadi karena kadar gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat merusak pembuluh darah kecil, sehingga aliran nutrisi dan oksigen ke saraf terganggu. Dampaknya, saraf menjadi lemah, bahkan berisiko rusak permanen.
Dokter spesialis saraf menjelaskan bahwa kesemutan yang dialami penderita penyakit gula berbeda dengan kesemutan biasa. Jika pada orang sehat kesemutan biasanya hilang dalam hitungan menit, pada penderita diabetes, gejala ini sering muncul terus-menerus, terutama pada malam hari, dan dapat berkembang menjadi kondisi yang disebut neuropati diabetik.
Neuropati diabetik adalah komplikasi yang sering dialami penderita penyakit gula. Terdapat tiga jenis neuropati yang paling sering dilaporkan. Pertama, neuropati perifer yang menyerang tangan, kaki, dan tungkai. Kondisi ini biasanya ditandai dengan kebas, sensasi tertusuk jarum, hingga kelemahan otot. Kedua, neuropati otonom, yang memengaruhi fungsi organ dalam, seperti lambung, jantung, atau kandung kemih. Ketiga, neuropati proksimal, yang menimbulkan rasa nyeri dan kelemahan pada pinggul, paha, dan bokong.
Penyakit gula yang memicu neuropati ini dapat menyebabkan gangguan serius. Pada kasus neuropati perifer, luka di kaki bisa sulit sembuh dan berisiko infeksi berat. Sedangkan neuropati otonom dapat mengganggu fungsi pencernaan atau menimbulkan gangguan tekanan darah. Kondisi-kondisi ini menandakan bahwa kesemutan bukan sekadar gangguan ringan, melainkan tanda komplikasi yang perlu ditangani segera.
Baca Juga : Konsumsi Rutin 4 Buah Ini untuk Bantu Mencegah Pikun Hingga Terkena Alzheimer
Berikut adalah daftar gejala kesemutan yang bisa menjadi indikator penyakit gula:
Jika tanda-tanda ini muncul bersamaan, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan lebih dini.
Neuropati akibat penyakit gula tidak hanya menimbulkan kesemutan di tangan dan kaki, tetapi juga bisa menyebar ke organ dalam. Neuropati otonom, misalnya, dapat menimbulkan gangguan pencernaan seperti mual, perut kembung, dan kesulitan mengosongkan lambung. Beberapa penderita juga mengalami masalah pada kandung kemih, seperti sering buang air kecil atau sulit mengontrol aliran urin.
Selain itu, neuropati proksimal sering membuat penderita merasakan nyeri tajam di area pinggul atau paha. Kelemahan otot yang menyertainya membuat penderita kesulitan berdiri lama atau berjalan jauh. Kondisi ini bahkan dapat disertai penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas. Semua gejala ini menunjukkan betapa seriusnya dampak penyakit gula terhadap sistem saraf jika tidak segera ditangani.
Penting untuk diingat bahwa gejala kesemutan pada penderita penyakit gula biasanya berkembang secara perlahan. Pada tahap awal, rasa kesemutan mungkin ringan, tetapi jika diabaikan, bisa berubah menjadi kerusakan saraf permanen. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin seperti tes gula darah, tes fungsi saraf, dan pemeriksaan fisik sangat dianjurkan bagi siapa saja yang berisiko mengalami diabetes.
Selain pemeriksaan medis, perubahan gaya hidup juga berperan besar. Mengatur pola makan, rutin berolahraga, serta menghindari kebiasaan merokok dapat membantu menurunkan risiko komplikasi. Kontrol kadar gula darah yang stabil menjadi kunci utama untuk mencegah perkembangan neuropati lebih lanjut.
Alih-alih ditutup dengan kesimpulan, penting menyoroti bagaimana kesadaran masyarakat tentang penyakit gula masih perlu ditingkatkan. Banyak orang yang masih menganggap kesemutan sebagai gejala sepele, padahal bisa jadi sinyal awal komplikasi berbahaya. Edukasi kesehatan mengenai diabetes perlu diperluas agar masyarakat mampu mengenali tanda-tandanya sejak dini.
Selain itu, kampanye pencegahan melalui gaya hidup sehat perlu digencarkan di berbagai kalangan, mulai dari sekolah hingga lingkungan kerja. Dengan cara ini, risiko penyakit gula dan komplikasinya dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.