Net Protozo – Vaksin Tuberkulosis (Vaksin TBC) memiliki sejarah panjang yang dimulai lebih dari seratus tahun yang lalu. Tuberkulosis sendiri merupakan penyakit menular tertua yang dikenal manusia. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa penyakit ini sudah ada sejak zaman Mesir kuno, sekitar 3000 tahun sebelum Masehi. Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru, meskipun dapat juga merusak organ lainnya. Pada abad ke-19, TBC dikenal sebagai penyakit yang perlahan menghabiskan tubuh pengidapnya.
Pada tahun 1882, seorang ilmuwan asal Jerman, Robert Koch, berhasil mengisolasi bakteri penyebab tuberkulosis. Penemuan ini menjadi dasar pemahaman tentang penularan dan pengendalian penyakit ini, sekaligus membuka jalan bagi pengembangan vaksin. Vaksin pertama yang dikembangkan adalah Bacillus Calmette-Guérin (BCG). Penelitian untuk menciptakan vaksin BCG dimulai pada awal abad ke-20 oleh Albert Calmette dan Camille Guérin di Prancis. Mereka meneliti bakteri Mycobacterium bovis yang berasal dari sapi, kemudian melemahkannya selama 13 tahun untuk membuat vaksin.
Baca Juga : Panas Dalam yang Sering Diabaikan dan Cara Mengatasinya
Uji klinis pertama vaksin BCG dilakukan pada tahun 1921. Vaksin ini pertama kali diberikan secara oral kepada bayi yang berisiko tinggi terkena TBC di Paris. Sejak saat itu, vaksin BCG digunakan secara luas pada tahun 1921 dan terus berkembang hingga 1940-an. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadikan vaksin ini bagian penting dari program vaksinasi global.
Namun, meskipun BCG efektif dalam mencegah bentuk-bentuk TBC berat pada anak-anak, seperti TBC meningitis dan TBC milier, efektivitasnya pada orang dewasa, terutama dalam mencegah TBC paru, sangat bervariasi. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG pada orang dewasa cenderung lemah, dan hal ini bergantung pada lokasi geografis serta kondisi kesehatan populasi setempat. Itulah sebabnya pengendalian TBC tetap menjadi tantangan besar, khususnya di negara-negara dengan tingkat beban TBC tinggi, seperti di Afrika, Asia, dan Indonesia.
Untuk itu, vaksin TBC baru mulai dikembangkan. Vaksin M72 adalah kandidat vaksin terbaru yang telah dikembangkan sejak awal 2000-an. Vaksin ini telah menunjukkan efektivitas sekitar 50 persen dalam uji klinis fase 2b yang dilakukan selama tiga tahun pada orang dewasa. M72/AS01E saat ini sedang menjalani uji klinis fase 3 yang dimulai pada Maret 2024. Uji coba vaksin ini berlangsung di lima negara, yakni Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi, dengan melibatkan 20.000 subjek.
Profesor Erlina Burhan, peneliti utama vaksin TBC M72, menyatakan bahwa vaksin ini memiliki potensi untuk menjadi vaksin baru pertama dalam lebih dari seratus tahun terakhir. Vaksin M72 dapat melindungi remaja dan orang dewasa dari TBC paru, yang merupakan pencapaian besar mengingat vaksin BCG hanya efektif untuk bayi. Jika vaksin M72 berhasil, sejumlah manfaat besar bisa dirasakan. Vaksin ini diperkirakan dapat mencegah sekitar 76 juta kasus TBC baru. Efikasi vaksin ini pada fase 2 mencapai 50 persen, yang sudah cukup untuk mencegah TBC paru selama tiga tahun.
Selain itu, vaksin M72 berpotensi menyelamatkan sekitar 8,5 juta nyawa dari bahaya TBC. Dengan vaksin baru ini, diharapkan pengendalian TBC akan lebih efektif, terutama pada kelompok usia yang lebih besar, yang selama ini tidak terlindungi oleh vaksin BCG. Keberhasilan vaksin ini akan menjadi langkah penting dalam upaya global melawan TBC, sebuah penyakit yang telah mengancam umat manusia selama ribuan tahun.
Simak Juga : Penuhi Kebutuhan Zat Besi dengan Langkah Sederhana Ini