Net Protozo – Masa menopause sering membawa berbagai perubahan pada tubuh wanita. Selain perubahan suasana hati dan tingkat energi, banyak wanita juga mengalami kenaikan berat badan meskipun pola makan mereka tidak berubah. Kenaikan berat badan ini sering kali membuat stres dan bingung, sehingga muncul berbagai metode diet yang diklaim bisa membantu. Salah satu metode yang tengah populer di kalangan wanita menopause adalah Diet Galveston. Namun, apakah diet ini benar-benar efektif dan aman?
Diet Galveston pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Mary Claire Haver, seorang dokter yang juga mengalami perimenopause. Diet ini dirancang khusus untuk mengatasi masalah kenaikan berat badan akibat perubahan hormon yang terjadi pada masa menopause. Fokus utama diet ini adalah menggabungkan pola makan anti-inflamasi dengan praktik puasa intermiten. Tujuan dari diet ini bukan hanya menurunkan berat badan. Tetapi juga membantu memperpanjang umur dengan membangun kebiasaan makan yang sehat dan berkelanjutan.
Diet Galveston menekankan konsumsi makanan utuh yang kaya nutrisi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, lemak sehat, dan protein rendah lemak. Sebaliknya, makanan olahan, bahan tambahan kimia, dan gula tambahan dianjurkan untuk dikurangi atau dihindari. Contoh menu yang disarankan dalam diet ini meliputi smoothie blueberry yang dicampur dengan kolagen dan bayam. Salad ayam dengan selada romaine dan alpukat, udang scampi dengan mi zukini, serta jamur portobello isi daging sapi rendah lemak. Meski demikian, diet ini juga menyediakan opsi konsumsi suplemen, walaupun tidak wajib.
Baca Juga : Resistensi Antimikroba: Ancaman dan Cara Pencegahan Bijak
Secara umum, para ahli gizi sepakat bahwa pola makan yang mengutamakan makanan utuh dan bersifat anti-inflamasi memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Dr. Jennifer Wider, seorang pakar kesehatan wanita. Ia menyatakan bahwa diet yang menekankan konsumsi makanan sehat seperti sayuran, lemak baik. Serta menghindari makanan olahan merupakan langkah yang positif. Namun, Dr. Wider juga mengingatkan bahwa diet Galveston bisa menjadi mahal karena adanya biaya layanan tertentu dan beberapa bahan makanan yang digunakan tidak mudah ditemukan di pasaran.
Selain itu, Scott Keatley, seorang ahli gizi, menilai bahwa biaya layanan diet ini memberikan akses ke rencana makan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan suplemen, namun dukungan yang diberikan di luar itu masih terbatas. Beberapa ahli juga melihat bahwa diet Galveston mirip dengan diet Mediterania, hanya dengan tambahan praktik puasa intermiten. Namun, klaim penurunan berat badan khusus untuk wanita menopause melalui diet ini belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat, seperti yang disampaikan oleh Keri Gans, penulis buku The Small Change Diet.
Mengapa berat badan mudah naik saat menopause? Perubahan hormon, khususnya penurunan kadar estrogen, sangat berpengaruh pada metabolisme tubuh. Dr. Christine Greves, dokter kandungan, menjelaskan bahwa penurunan hormon ini membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak sehingga berat badan cenderung meningkat. Karena itu, penting untuk menyesuaikan pola makan dan aktivitas fisik selama masa menopause agar berat badan tetap terkendali. Meski Diet Galveston bisa menjadi pilihan, Dr. Greves menegaskan bahwa hingga kini belum ada penelitian yang cukup untuk memastikan efektivitas diet ini.
Selain Diet Galveston, ada beberapa cara lain yang bisa diterapkan untuk mengelola berat badan selama menopause. Dr. Jessica Shepherd, dokter kandungan, menyarankan untuk mengurangi konsumsi gula dan mencoba latihan fisik yang lebih intens seperti HIIT (High-Intensity Interval Training) daripada hanya melakukan kardio biasa. Terapi penggantian hormon (HRT) juga bisa dipertimbangkan jika dokter menilai perlu. Jessica Cording, seorang ahli gizi, menambahkan bahwa kombinasi aktivitas fisik, yaitu latihan kardio dan latihan beban, lebih efektif untuk menjaga berat badan dibanding hanya fokus pada satu jenis olahraga saja. Selain itu, menambah asupan serat dan protein, serta membatasi konsumsi alkohol, juga membantu menjaga berat badan.
Penting bagi wanita yang mengalami kenaikan berat badan saat menopause untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Konsultasi ini berguna agar kondisi kesehatan secara keseluruhan dapat dinilai dan pola makan yang tepat dapat direkomendasikan sesuai kebutuhan masing-masing. Menopause memang merupakan masa penuh tantangan dan perubahan, namun dengan pola hidup yang tepat, wanita tetap dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Kesimpulannya, Diet Galveston menawarkan pendekatan yang menggabungkan makanan anti-inflamasi dan puasa intermiten untuk mengatasi kenaikan berat badan selama menopause. Namun, diet ini belum didukung bukti ilmiah yang kuat dan mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama karena faktor biaya dan akses bahan makanan. Oleh sebab itu, selain mencoba berbagai metode diet, menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan konsultasi dengan tenaga medis menjadi kunci penting dalam menjaga berat badan dan kesehatan selama masa menopause.
Simak Juga : Skema Baru BPJS Kesehatan 2025: Sistem Kelas Dihapus, Iuran Tetap