Net Protozo – Saraf Kejepit adalah kondisi yang bisa menimbulkan berbagai gejala, mulai dari pegal, nyeri, hingga kesemutan dan mati rasa. Gejala ini biasanya muncul pada bagian tubuh yang dikendalikan oleh saraf yang terjepit di tulang belakang. Misalnya, rasa nyeri atau pegal dapat terasa hanya di pinggang atau menyebar dari pinggang hingga ke paha dan kaki.
Menurut dokter spesialis neurologi di DRI Clinic, Irca Ahyar, pegal yang muncul akibat saraf terjepit berbeda dengan pegal biasa. Pegal umum biasanya akan hilang setelah dipijat atau beristirahat sebentar. Namun, pegal karena saraf terjepit cenderung muncul terus-menerus dan konsisten di area yang sama. Meski hilang sesaat, pegal itu akan kembali lagi dan dirasakan secara terus-menerus, terutama di area pinggang. Oleh karena itu, jika pegal berlangsung konsisten seperti ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sayangnya, gejala pegal akibat saraf kejepit sering diabaikan oleh banyak orang karena dianggap ringan dan biasa. Banyak pasien mengira pegal tersebut akan hilang dengan sendirinya sehingga enggan memeriksakan diri ke dokter. Padahal, jika tidak mendapat penanganan yang tepat, kondisi saraf terjepit bisa semakin memburuk.
Baca Juga : Depresi dan Perjuangan Memahami Kondisi Mental Disalahpahami
Secara medis, saraf terjepit terjadi ketika saraf terjepit atau tertekan di antara ruas-ruas tulang belakang. Kondisi ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya perubahan struktur tulang, seperti penyempitan ruang antar ruas tulang. Penyempitan tersebut bisa terjadi karena pergeseran tulang atau perubahan lain pada tulang belakang.
Saraf terjepit tidak hanya bisa terjadi akibat benturan atau trauma, tetapi gejalanya tidak selalu langsung dirasakan. Reaksi tubuh terhadap benturan bisa berbeda-beda, tergantung usia seseorang. Pada usia muda atau anak-anak, gejala biasanya kurang terasa dan cenderung terabaikan. Namun, pada usia 45 tahun ke atas, bahkan benturan ringan bisa menimbulkan gejala yang cukup mengganggu.
Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya usia, otot-otot di sekitar tulang belakang melemah. Pergeseran tulang yang sekecil apa pun bisa menyebabkan saraf terjepit dan menimbulkan rasa nyeri serta kesemutan. Skala rasa sakit sangat tergantung pada tingkat kepekaan masing-masing pasien. Beberapa pasien mungkin jarang mengeluhkan nyeri, tapi ketika sudah mengeluh, berarti rasa sakit yang dirasakan cukup berat.
Saraf terpanjang di tubuh manusia berada di sepanjang tulang belakang, mulai dari leher hingga tulang ekor. Setiap bagian tulang belakang memiliki saraf yang mengontrol fungsi tertentu, seperti saraf di leher yang menggerakkan tangan, dan saraf di bagian bawah punggung yang menggerakkan kaki. Karena jumlah cabang saraf yang banyak di sepanjang tulang belakang, risiko terjadinya saraf terjepit juga cukup tinggi.
Di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat celah berisi jaringan tisu yang berfungsi sebagai bantalan. Saat terjadi benturan atau pergeseran tulang, ruang ini menyempit dan bantalan bisa tertekan hingga menonjol keluar. Kondisi ini membuat saraf yang berada di sekitar ruas tulang menjadi terjepit karena ruang yang tersisa sangat sedikit.
Jika saraf terjepit tidak segera ditangani dengan benar, saraf dapat mengalami kerusakan serius. Kerusakan yang terus berlanjut bahkan bisa menyebabkan kematian saraf lokal, yaitu kondisi ketika saraf di area tertentu mati dan tidak berfungsi lagi.
Sebagai contoh, jika saraf terjepit terjadi di ruas lumbar 3 (L3) yang mengontrol gerakan otot paha, maka jika tidak mendapat terapi, otot paha bagian luar bisa mengecil dan kehilangan fungsi. Saraf memiliki dua peran utama, yaitu menggerakkan otot dan mengatur sensasi raba. Jika fungsi sensasi terganggu, seseorang bisa kehilangan kemampuan merasakan, misalnya saat kaki tertusuk benda tajam sekalipun tidak akan terasa sakit.
Kehilangan sensasi ini sangat berbahaya karena luka yang terjadi tidak akan disadari sehingga bisa menyebabkan infeksi atau komplikasi lainnya. Selain itu, saraf terjepit juga bisa menyebabkan kelumpuhan lokal di area yang dikendalikan saraf tersebut, meskipun kelumpuhan ini terbatas hanya di bagian tubuh tertentu.
Dengan memahami gejala saraf terjepit dan pentingnya penanganan dini, diharapkan masyarakat tidak mengabaikan tanda-tanda seperti pegal yang tidak biasa dan nyeri yang konsisten. Pemeriksaan dan terapi yang tepat sangat penting untuk mencegah kerusakan saraf yang lebih parah dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.
Simak Juga : Gigi Goyang, Apakah Harus Langsung Dicabut? Ini Penjelasannya