Net Protozo – RSV atau Respiratory Syncytial Virus merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan manusia secara khusus. Infeksi RSV menunjukkan gejala yang sangat mirip dengan penyakit saluran pernapasan lain seperti influenza dan COVID-19. Oleh karena itu, terkadang sulit membedakan antara ketiganya hanya berdasarkan gejala awal.
Beberapa gejala yang biasa dialami oleh penderita RSV antara lain pilek, batuk, demam, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, mengi, hingga kesulitan bernapas. Gejala ini membuat kondisi penderitanya terasa tidak nyaman dan membutuhkan perhatian khusus, terutama jika sistem kekebalan tubuh seseorang lemah.
Pada individu dengan daya tahan tubuh yang menurun, infeksi RSV bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Virus ini dapat menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis, yaitu radang pada saluran udara kecil di paru-paru. Kondisi ini berpotensi membahayakan, terutama pada lansia dan bayi yang sistem imun mereka belum optimal.
Penurunan kekebalan tubuh yang terjadi seiring bertambahnya usia menjadi salah satu faktor risiko utama pada lansia. Ketika kekebalan menurun, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi virus, termasuk RSV. Oleh sebab itu, kelompok usia lanjut memerlukan perhatian khusus dalam pencegahan dan penanganan infeksi ini.
Penelitian terbaru pada tahun 2023 oleh Diya Surie dan tim menunjukkan bahwa tingkat keparahan klinis RSV lebih tinggi dibandingkan dengan COVID-19 dan influenza. Hal ini terlihat dari persentase pasien RSV yang membutuhkan perawatan rumah sakit lebih besar dibandingkan dengan pasien COVID-19 maupun influenza. Beberapa pasien RSV memerlukan terapi oksigen, ventilasi non-invasif, hingga ventilasi mekanik. Bahkan, kasus RSV yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) juga lebih tinggi.
Baca Juga : Ginjal Sehat: Dapat Dilihat dari Urine dan Pemeriksaan Medis
Virus RSV dapat menular dengan cepat dan mudah. Penularan terjadi ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin di dekat orang lain. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung, seperti mencium bayi yang sedang terinfeksi. Selain itu, virus ini dapat bertahan di permukaan benda yang sering disentuh sehingga memudahkan penularan ketika seseorang menyentuh permukaan tersebut lalu menyentuh wajahnya.
Sebuah studi pada tahun 2023 oleh Jasndeep Kale dan tim menemukan bahwa satu orang yang terinfeksi RSV bisa menularkan virus ke tiga orang lainnya. Oleh karena itu, risiko penularan RSV cenderung meningkat saat terjadi kerumunan atau perkumpulan massa seperti saat pelaksanaan haji, umroh, liburan, atau acara keluarga besar. Pada momen-momen tersebut, populasi lansia yang hadir juga berisiko tinggi terpapar virus.
Untuk mencegah penyebaran RSV, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit kronis. Mencuci tangan dengan sabun secara rutin merupakan cara paling sederhana dan efektif untuk menghilangkan virus yang menempel pada tangan. Selain itu, membersihkan permukaan benda yang sering disentuh juga dapat mengurangi risiko penularan.
Menggunakan masker saat sedang sakit atau saat berada di tempat ramai juga penting untuk menghindari penyebaran virus melalui droplet. Bila perlu, menjaga jarak fisik atau physical distancing menjadi tambahan langkah perlindungan agar risiko tertular RSV lebih kecil.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus yang secara spesifik mampu menyembuhkan infeksi RSV. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi salah satu upaya pencegahan yang sangat penting. Terutama bagi mereka yang berisiko tinggi seperti lansia dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Reswita Dery Gisriani, Communication, Government Affairs & Market Access Director dari GSK Indonesia, menyatakan bahwa berdasarkan penelitian dengan metode proyeksi matematika, diperkirakan jumlah infeksi RSV di Asia Tenggara akan mencapai sekitar 7,2 juta kasus dalam tiga tahun ke depan. Di Indonesia, angka ini diprediksi mencapai 6,1 juta kasus dalam periode yang sama. Data ini menunjukkan betapa pentingnya meningkatkan edukasi dan upaya pencegahan agar penyebaran RSV dapat diminimalisasi, terutama di wilayah dengan populasi rentan yang besar.
Kesadaran akan gejala, penularan, dan cara pencegahan RSV menjadi kunci utama untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, seperti menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, dan menjalani vaksinasi, risiko infeksi RSV dapat dikurangi secara signifikan. Terutama bagi kelompok usia lanjut dan individu dengan kondisi kesehatan yang rentan, menjaga kesehatan pernapasan harus menjadi prioritas agar terhindar dari komplikasi serius akibat RSV.
Simak Juga : Penurunan Angka Kelahiran di Jepang Semakin Mencemaskan