Net Protozo – Seiring bertambahnya usia, kebiasaan makan pada lansia sering mengalami perubahan. Baik dari segi pola makan, porsi makan ideal, maupun nafsu makan. Meskipun demikian, asupan gizi yang cukup dan seimbang tetap sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup di usia senja. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui porsi makan yang ideal bagi lansia serta cara mengatasi penurunan nafsu makan yang umum terjadi pada kelompok usia ini.
Menurut Niken Sulistyaningsih, ahli gizi dari RS Fatmawati, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara porsi makan orang dewasa dengan lansia. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah cara penyajian makanan dan konsistensi waktu makan yang harus lebih diperhatikan agar lansia mendapatkan asupan yang optimal. Secara umum, dianjurkan agar lansia makan tiga kali dalam sehari dengan tambahan tiga kali makan ringan atau selingan. Waktu makan tersebut sebaiknya diberikan secara teratur, misalnya setiap tiga jam sekali agar sistem pencernaan tidak terbebani.
Prinsip utama dalam pemberian makanan kepada lansia adalah memberikan makanan secara bertahap, nyaman, dan perlahan tapi konsisten. Agar lebih mudah, keluarga atau pengasuh bisa menyusun jadwal makan harian yang jelas dan teratur. Contohnya, sarapan pagi dilakukan pada pukul 07.00, makan selingan pagi pada pukul 10.00, makan siang pada pukul 12.00, makan selingan sore pada pukul 15.00, makan malam pada pukul 18.00, dan makan selingan malam pada pukul 20.00-21.00. Untuk camilan malam, disarankan memilih makanan ringan yang mudah dicerna, seperti potongan buah, agar kebutuhan energi tetap terpenuhi tanpa memberatkan sistem pencernaan.
Baca Juga : Gangguan Gejala Tiroid Lebih Sering Terjadi pada Perempuan
Penurunan nafsu makan pada lansia adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penurunan fungsi indera penciuman dan pengecap, masalah gigi yang menyulitkan saat mengunyah, gangguan pencernaan, hingga faktor psikologis seperti rasa kesepian dan depresi. Kesulitan dalam mengakses makanan juga sering dialami oleh lansia yang memiliki keterbatasan fisik. Oleh sebab itu, peran keluarga dan pengasuh sangat penting dalam mendampingi dan membantu memenuhi kebutuhan makan lansia.
Selain menyediakan makanan yang bergizi dan sesuai kebutuhan, keluarga juga perlu menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan hangat. Waktu makan sebaiknya dijadikan sebagai waktu sosial yang penuh keakraban dengan mengajak lansia makan bersama dan berbincang. Hal ini dapat membuat lansia merasa nyaman dan lebih bersemangat untuk makan. Keterlibatan lansia dalam proses menyiapkan makanan juga dapat meningkatkan minat mereka untuk makan. Aktivitas seperti membantu berbelanja bahan makanan atau menyiapkan hidangan sederhana di dapur dapat memberikan rasa dihargai dan mempererat hubungan emosional.
Untuk meningkatkan nafsu makan lansia, ada beberapa tips praktis yang dapat dilakukan. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tetapi dengan frekuensi yang lebih sering bisa membantu memenuhi kebutuhan energi tanpa membuat lansia merasa kenyang berlebihan. Variasi menu dengan beragam cita rasa, tekstur, dan warna yang menarik juga dapat merangsang selera makan. Pastikan makanan yang diberikan mudah dikunyah dan dicerna agar tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Mengajak lansia makan bersama sebagai bagian dari aktivitas sosial dan melibatkan mereka dalam memilih serta menyiapkan makanan juga terbukti efektif meningkatkan nafsu makan.
Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat dianjurkan untuk memastikan kebutuhan nutrisi lansia terpenuhi secara tepat. Setiap individu memiliki kondisi kesehatan dan kebutuhan nutrisi yang berbeda, tergantung dari berat badan, penyakit penyerta, dan faktor lainnya. Dengan konsultasi rutin, keluarga dapat memperoleh panduan yang sesuai untuk merancang pola makan lansia agar tetap sehat dan bugar.
Menjaga kesehatan lansia bukan hanya soal memastikan mereka makan dengan cukup, tetapi juga bagaimana menghadirkan makan sebagai momen yang penuh perhatian dan kebahagiaan. Keluarga berperan besar dalam memberikan dukungan bukan hanya sebagai penyedia makanan, tetapi juga sebagai sumber semangat dan kebahagiaan bagi lansia di masa tua. Dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat menjalani hidup yang berkualitas dan sehat, walaupun usia sudah lanjut.
Simak Juga : Fibroma Oral: Si ‘Jinak’ yang Bisa Ganggu Kenyamanan Mulut