Net Protozo – Kebiasaan Makan Mi dengan Nasi kerap menjadi pilihan banyak orang Indonesia. Beberapa orang merasa makan sudah lengkap jika nasi juga hadir di piring. Meskipun menu utama adalah mi. Kombinasi ini memang menghadirkan rasa nikmat dan kenyang. Namun secara gizi, pola makan seperti ini berisiko bagi kesehatan.
Mi dan nasi sama-sama merupakan sumber karbohidrat. Saat dikonsumsi bersamaan dalam jumlah banyak, kebiasaan Makan Mi dengan Nasi dapat meningkatkan asupan kalori dan karbohidrat secara berlebihan. Akibatnya, asupan gizi lain yang penting seperti protein, vitamin, dan mineral menjadi kurang. Rosyda Dianah, dosen bidang gizi dari Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Sekolah Vokasi IPB University, menekankan bahwa kombinasi nasi dan mi tanpa tambahan sumber gizi lain dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam pola makan.
Jika seseorang mengonsumsi mi dan nasi dalam porsi yang sama, kandungan karbohidrat bisa mencapai 80 persen dari total energi yang masuk ke tubuh. Sementara itu, asupan protein dan lemak sangat minim, sehingga tubuh tidak mendapatkan nutrisi lengkap yang dibutuhkan untuk berfungsi optimal. Kondisi ini berbeda jauh dari prinsip gizi seimbang yang diterapkan dalam konsep “Isi Piringku.”
Baca Juga : Minuman Manis: Nikmat Sekejap, Bahaya Bertahan Lama
Konsep Isi Piringku dikembangkan untuk memberikan panduan visual mengenai porsi makan sehat yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. Pedoman ini menekankan bahwa separuh piring sebaiknya diisi dengan sayur dan buah, sedangkan separuh sisanya merupakan kombinasi karbohidrat dan protein. Dengan prinsip ini, setiap makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan energi sekaligus nutrisi penting lainnya.
Mengonsumsi nasi dan mi saja dalam satu porsi makan jelas jauh dari konsep Isi Piringku. Tidak adanya sayur, buah, maupun protein membuat piring makan menjadi tidak seimbang. Rosyda menjelaskan bahwa pola makan seperti ini tidak hanya mengurangi kualitas gizi, tetapi juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan jika dilakukan terus-menerus.
Berbagai masalah kesehatan dapat muncul akibat kebiasaan makan mi dengan nasi secara bersamaan. Salah satunya adalah gangguan metabolik seperti obesitas, resistensi insulin, dan dislipidemia. Selain itu, konsumsi karbohidrat sederhana dari nasi putih dan mi instan dapat meningkatkan indeks glikemik, sehingga gula darah naik dengan cepat. Bila tidak diimbangi dengan protein dan serat yang cukup, kondisi ini dapat menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi tubuh.
Selain itu, kekurangan protein dan lemak sehat juga memengaruhi hormon pengatur nafsu makan, seperti leptin dan peptida YY. Hormon ini penting untuk memberi sinyal kenyang pada otak. Jika kadarnya rendah, rasa lapar muncul lebih cepat dan berulang, yang akhirnya mendorong konsumsi kalori berlebih, terutama dari sumber karbohidrat sederhana. Hal ini menjadi lingkaran yang sulit diputus jika pola makan tidak diperbaiki.
Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya piring makan disusun berdasarkan prinsip gizi seimbang. Pedoman Isi Piringku menjadi acuan yang tepat. Dalam praktiknya, karbohidrat sebaiknya tidak menutupi seluruh piring, melainkan hanya seperempat bagian. Sisanya diisi dengan protein, lemak sehat, serta sayur dan buah sebagai sumber serat dan vitamin. Dengan begitu, tubuh mendapatkan energi yang cukup sekaligus nutrisi lengkap untuk mendukung fungsi organ dan metabolisme.
Selain itu, perbaikan pola makan tidak harus sulit. Mengurangi porsi karbohidrat atau mengganti sebagian nasi dengan sayur atau protein bisa membuat makanan tetap lezat dan kenyang. Misalnya, mi bisa dinikmati dengan tambahan sayur dan telur rebus, atau dengan lauk berupa ayam, ikan, atau tempe. Perubahan kecil ini berdampak besar untuk menjaga keseimbangan gizi dan mencegah risiko gangguan kesehatan di masa depan.
Kesadaran akan pola makan yang seimbang menjadi langkah penting agar tubuh tetap sehat. Menikmati mi atau nasi secara terpisah, atau menambahkan protein dan sayur sebagai pelengkap, lebih baik daripada menumpuk karbohidrat di piring. Dengan mengikuti prinsip Isi Piringku, setiap porsi makan bisa lebih aman bagi kesehatan dan tetap memuaskan selera.
Simak Juga : Penelitian: Olahraga Intens Mengurangi Pertumbuhan Kanker Payudara 30 Persen