Net Protozo – Banyak penderita tekanan darah tinggi merasa lega ketika angka tensinya mulai turun ke rentang normal. Namun, kondisi ini sering menimbulkan pertanyaan: apakah obat Darah Tinggi masih harus diminum, atau bisa dihentikan? Pertanyaan ini wajar muncul karena sebagian besar pasien ingin mengurangi ketergantungan pada obat dan berharap gaya hidup sehat sudah cukup menjaga kestabilan tekanan darah.
Dalam dunia medis, obat Darah Tinggi bukan hanya berfungsi menurunkan tekanan darah secara instan, tetapi juga menjaga agar tekanan tidak naik kembali. Oleh sebab itu, meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi normal, keputusan menghentikan obat tidak bisa diambil sepihak. Harus ada pertimbangan menyeluruh dari dokter mengenai faktor risiko, riwayat penyakit, serta kondisi organ tubuh pasien.
Beberapa pasien mungkin memenuhi syarat untuk mengurangi atau bahkan menghentikan obat hipertensi. Skenario ini biasanya terjadi pada pasien dengan usia relatif muda, riwayat hipertensi ringan, dan konsisten menjalani gaya hidup sehat. Dokter bisa mempertimbangkan penghentian obat secara bertahap dengan tetap memantau tekanan darah secara berkala.
Namun, tidak semua orang bisa melakukan hal ini. Pasien dengan faktor genetik kuat atau yang sebelumnya memiliki tekanan darah sangat tinggi mungkin tetap membutuhkan obat dalam jangka panjang. Penghentian obat Darah Tinggi yang terlalu cepat bisa menimbulkan risiko lonjakan tekanan darah mendadak, yang dapat berujung pada komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.
Simak Juga : Kasus Keracunan MBG Meluas, Program Makan Gratis Bikin Resah Orang Tua Siswa
Untuk memutuskan apakah obat hipertensi bisa dihentikan, ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan. Berikut daftar hal-hal yang umumnya dijadikan pertimbangan dokter:
Daftar di atas menunjukkan bahwa setiap pasien memiliki kondisi unik. Karena itu, diskusi dengan dokter menjadi kunci untuk menentukan apakah obat hipertensi masih perlu dikonsumsi atau tidak.
Meski ada pasien yang bisa mengurangi dosis, banyak pula kasus di mana obat Darah Tinggi tetap harus dikonsumsi seumur hidup. Biasanya hal ini berlaku bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit kronis lain, seperti diabetes, penyakit ginjal, atau gangguan jantung. Kombinasi penyakit tersebut membuat risiko tekanan darah melonjak kembali menjadi lebih tinggi.
Selain itu, pasien berusia lanjut juga cenderung harus tetap menggunakan obat. Seiring bertambahnya usia, elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga tekanan darah lebih sulit stabil tanpa bantuan obat. Jika dalam riwayat keluarga terdapat penyakit stroke atau serangan jantung, dokter biasanya akan menyarankan agar obat hipertensi tetap dilanjutkan demi pencegahan komplikasi.
Baca Juga : Mata Sering Berkedip Jadi Tanda Cacingan, Mitos atau Fakta? Ini Kata Dokter
Banyak pasien yang tergoda berhenti mengonsumsi obat Darah Tinggi begitu melihat tekanan darahnya normal. Sayangnya, keputusan ini bisa menimbulkan risiko besar jika dilakukan tanpa pengawasan medis. Konsultasi dengan dokter penting agar kondisi tubuh dievaluasi secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan fungsi ginjal, jantung, serta kondisi pembuluh darah.
Selain itu, dokter dapat menyusun rencana pengurangan dosis secara bertahap agar tubuh tidak mengalami lonjakan tekanan darah mendadak. Pemantauan rutin melalui cek tekanan darah di rumah juga disarankan agar pasien dapat mendeteksi lebih dini jika ada perubahan signifikan. Dengan demikian, peran dokter tetap menjadi faktor utama dalam menentukan apakah obat hipertensi masih diperlukan atau bisa dihentikan.
Artikel tentang Obat Darah Tinggi ditulis ulang oleh : Ayu Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Alomedika.com