Net Protozo – Gangguan gejala tiroid merupakan kondisi yang lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan sistem imun dan hormon. Dokter spesialis penyakit dalam dengan subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes, Ikhsan Mokoagow, menjelaskan bahwa gangguan tiroid erat kaitannya dengan penyakit autoimun, yang cenderung lebih sering terjadi pada perempuan. Penyakit autoimun ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk kelenjar tiroid, sehingga menimbulkan gangguan pada fungsi dan bentuk kelenjar tersebut.
Selain faktor autoimun, hormon juga memainkan peranan penting dalam tingginya angka gangguan tiroid pada perempuan. Hormon estrogen diduga memiliki hubungan dengan hormon tiroid dan sistem imun, sehingga perubahan kadar estrogen pada perempuan bisa memengaruhi kesehatan tiroid. Ikhsan menambahkan bahwa perempuan yang mengalami gangguan tiroid juga sering kali memiliki masalah dengan siklus menstruasi. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara gangguan tiroid dan perubahan hormon reproduksi pada perempuan.
Meski gangguan tiroid lebih banyak terjadi pada perempuan, bukan berarti laki-laki terbebas dari risiko ini. Laki-laki juga dapat mengalami gangguan tiroid, terutama pada rentang usia produktif antara 20 hingga 50 tahun. Namun, secara statistik, perempuan memang lebih rentan mengalami gangguan ini karena kombinasi faktor autoimun dan hormonal yang lebih kompleks.
Baca Juga : Hari Jamu Nasional Dorong Inovasi dan Warisan Budaya Indonesia
Kelenjar tiroid sendiri merupakan organ kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher, dekat dengan trakea. Fungsi utama kelenjar tiroid adalah memproduksi hormon yang sangat penting dalam mengatur metabolisme tubuh, mengontrol suhu tubuh, serta memengaruhi detak jantung. Oleh karena itu, gangguan pada kelenjar ini dapat berdampak luas pada berbagai fungsi tubuh.
Hal ini dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan aspek yang terganggu, yaitu gangguan bentuk dan gangguan fungsi kelenjar tiroid. Gangguan bentuk biasanya melibatkan perubahan fisik pada kelenjar tiroid, seperti pembesaran atau munculnya benjolan. Pembesaran kelenjar tiroid bisa terjadi secara merata di kedua sisi, yang dikenal dengan istilah difus. Selain itu, dapat pula muncul nodul berupa benjolan yang bisa tunggal atau banyak. Nodul ini bisa berupa massa padat atau cair, dan memiliki potensi sebagai tumor jinak maupun ganas.
Sementara itu, gangguan fungsi kelenjar tiroid berkaitan dengan produksi hormon tiroid yang tidak normal. Kondisi hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah yang kurang. Gejala yang muncul pada hipotiroid biasanya meliputi kenaikan berat badan meski pola makan tidak berubah, rasa dingin yang berlebihan, serta kulit yang kering. Sebaliknya, hipertiroid terjadi ketika produksi hormon tiroid berlebihan. Pada kondisi ini, penderitanya bisa mengalami penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat, jantung berdebar-debar, keringat berlebih, serta merasa panas.
Penting untuk memahami bahwa gangguan tiroid bisa memiliki dampak signifikan bagi kesehatan jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda gangguan tiroid sejak dini sangat penting agar pengobatan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun atau gangguan tiroid sebaiknya lebih waspada dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
Dengan mengetahui bahwa gangguan tiroid lebih sering terjadi pada perempuan, hal ini bisa menjadi perhatian bagi tenaga medis maupun masyarakat umum untuk memberikan edukasi dan dukungan yang tepat. Peningkatan kesadaran akan hubungan antara hormon, sistem imun, dan kesehatan tiroid dapat membantu perempuan menjaga kesehatannya dengan lebih baik. Pemeriksaan rutin dan pengelolaan gaya hidup sehat juga menjadi langkah penting dalam mencegah dan mengurangi risiko gangguan tiroid.
Secara keseluruhan, gangguan tiroid merupakan kondisi medis yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena kombinasi faktor autoimun dan hormon yang memengaruhi sistem tiroid. Namun, laki-laki pun tidak kebal terhadap gangguan ini, sehingga perhatian terhadap gejala dan penanganan gangguan tiroid menjadi penting bagi semua orang demi menjaga kualitas hidup yang optimal.
Simak Juga : Suka Tahan Pipis? Waspadai Risiko Infeksi Saluran Kemih!