Net Protozo – Daun beluntas (Pluchea indica L.) ternyata bukan sekadar daun biasa. Tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia ini menyimpan potensi besar sebagai pelarut alami dalam dunia farmasi. Khususnya sebagai Natural Deep Eutectic Solvent (NADES). NADES merupakan pelarut berbasis bahan hayati yang kini mulai dikembangkan sebagai alternatif pengganti pelarut organik. Yang berisiko toksik dan kurang ramah lingkungan.
Metode ekstraksi senyawa aktif dari tanaman obat, termasuk daun beluntas. Masih banyak bergantung pada pelarut organik seperti etanol dan metanol yang berisiko toksik dan kurang ramah lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pelarut yang lebih aman dan berkelanjutan, seperti Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) berbasis bahan hayati.
Dalam riset disertasinya, Ermi melakukan kajian mendalam mengenai penggunaan NADES yang terbuat dari bahan alami untuk mengekstraksi senyawa bioaktif dari daun beluntas. Pilihan daun beluntas bukan tanpa alasan, karena tanaman ini dikenal mengandung senyawa fenolik yang cukup tinggi. Serta sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Selain itu, daun beluntas mudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia, bahkan tumbuh liar di pekarangan rumah. Sehingga potensinya sangat besar untuk dikembangkan.
Baca Juga : Inovasi K3 Dalam Membangun Budaya Yang Aman Industri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi NADES yang paling efektif adalah kombinasi antara glisin dan asam laktat dengan rasio molar 1:3 serta penambahan air sebanyak 50 persen. Formulasi ini mampu mengekstraksi senyawa bioaktif dengan baik dari daun beluntas. Salah satu senyawa yang berhasil diisolasi adalah 3,5-dikafeoilquinat (3,5-DCQA), yang kemudian diteliti lebih lanjut untuk melihat aktivitas farmakologisnya.
Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa ekstrak yang diperoleh dengan NADES serta fraksi kaya 3,5-DCQA memiliki aktivitas antioksidan dan antiretroviral yang menjanjikan. Studi in vitro dan in silico mengindikasikan bahwa senyawa 3,5-DCQA berpotensi menghambat protein gp120 HIV-1. Protein ini sangat penting dalam tahap awal infeksi HIV, sehingga penghambatannya dapat menjadi strategi efektif untuk menangkal virus tersebut.
Temuan ini membuka peluang besar bagi pengembangan obat herbal berbasis bahan alami Indonesia, terutama dalam bidang antiretroviral. Keberhasilan riset ini juga menegaskan bahwa sumber daya hayati di Indonesia memiliki nilai tinggi dan dapat bersaing secara global jika dikembangkan dengan teknologi yang tepat, seperti penggunaan NADES.
Selain dampak praktis di bidang formulasi obat, penelitian ini juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Ermi telah menerbitkan beberapa artikel riset dan ulasan di jurnal internasional bereputasi, yang menunjukkan kualitas dan relevansi hasil penelitiannya. Salah satu publikasinya berjudul Natural Deep Eutectic Solvents (NADES): Phytochemical Extraction Performance Enhancer for Pharmaceutical and Nutraceutical Product Development, yang telah banyak dikutip oleh peneliti lain.
Dengan adanya riset ini, dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut alami berbasis NADES tidak hanya menawarkan alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan, tetapi juga membuka cakrawala baru dalam pengembangan obat berbahan dasar herbal. Potensi daun beluntas sebagai sumber senyawa aktif yang bermanfaat sangat besar dan menjadi salah satu contoh bagaimana sumber daya alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal.
Kesimpulannya, daun beluntas tidak hanya dikenal sebagai tanaman obat tradisional, tetapi juga sebagai bahan pelarut alami yang efektif dalam mengekstraksi senyawa bioaktif. Pendekatan inovatif seperti penggunaan NADES dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk farmasi dan nutraseutikal. Riset ini menjadi tonggak penting dalam mendorong pengembangan obat herbal yang berkelanjutan dan memiliki daya saing internasional. Dengan terus mendukung penelitian di bidang ini, Indonesia berpeluang menjadi pusat pengembangan fitofarmaka berbasis sumber daya alam lokal yang unggul.
Simak Juga : Manfaat Akupunktur untuk Mengurangi Nyeri Kronis