Net Protozo – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar. Ia menyatakan bahwa pihaknya saat ini sedang mengharmonisasikan aturan yang mengatur promosi produk obat. Serta kosmetik yang dilakukan oleh para influencer. Langkah ini diambil menyusul maraknya ulasan produk dari influencer yang dinilai tidak menyajikan informasi secara komprehensif. Menurut Ikrar, harmonisasi aturan ini bertujuan untuk menjaga keamanan produk. Serta melindungi daya saing produk lokal yang saat ini menghadapi persaingan ketat dengan produk impor.
Fenomena ulasan produk oleh influencer yang tidak dilengkapi dengan hasil uji dan informasi yang valid . Hal ini dinilai dapat menimbulkan kebingungan dan keresahan di kalangan masyarakat. Selain itu, hal tersebut juga berpotensi merugikan produsen lokal yang sudah berupaya memenuhi standar kualitas dan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, BPOM merasa perlu mempertegas aturan yang mengatur bagaimana influencer menyampaikan informasi tentang produk kesehatan. Serta kosmetik yang mereka promosikan.
Dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI yang berlangsung di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada 14 Mei 2025. Taruna Ikrar menekankan pentingnya peran influencer untuk bertanggung jawab dalam memberikan ulasan yang benar dan sesuai dengan ketentuan. Ia menegaskan bahwa harmonisasi aturan ini juga akan mencakup pemberian sanksi bagi pihak yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Taruna Ikrar menjelaskan bahwa masalah yang terkait dengan ulasan influencer ini termasuk salah satu isu yang mendapat perhatian serius dari BPOM. Selain itu, pihaknya juga menghadapi tantangan dari maraknya produk impor yang masuk ke pasar Indonesia. Serta pelanggaran kontrak produksi yang berpotensi merugikan industri lokal. Oleh karena itu, harmonisasi aturan ini menjadi bagian dari upaya menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul. Dalam pengawasan obat bahan alam suplemen kesehatan, dan kosmetik.
Baca Juga : Cegah Cedera Saat Olahraga dengan Tips Penanganan Dokter
Lebih lanjut, Taruna Ikrar menyampaikan bahwa BPOM sudah aktif mengundang para influencer untuk mengikuti program edukasi terkait promosi produk obat dan kosmetik. Tujuan dari edukasi ini adalah agar para influencer memahami betul tanggung jawab mereka dalam memberikan informasi yang akurat dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. BPOM berharap, dengan adanya edukasi dan pengaturan yang lebih jelas. Praktik promosi oleh influencer dapat berjalan dengan lebih baik dan tidak menimbulkan risiko bagi konsumen.
Selain melakukan edukasi kepada influencer. BPOM juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat luas agar lebih cerdas dalam menerima informasi mengenai produk kesehatan dan kosmetik. Masyarakat diharapkan mampu memilah mana produk yang aman dan telah memenuhi standar yang ditetapkan. Serta mana yang perlu diwaspadai karena tidak memiliki izin edar resmi dari BPOM.
Taruna Ikrar juga menegaskan bahwa harmonisasi aturan ini sedang dalam proses penyelesaian dan akan segera diberlakukan. Pihaknya sangat serius menangani masalah ini demi menjaga keamanan konsumen dan mendukung industri lokal agar tetap kompetitif di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Dengan aturan yang lebih jelas dan pengawasan yang ketat, diharapkan praktik promosi produk oleh influencer akan lebih transparan dan bertanggung jawab.
Langkah yang diambil BPOM ini juga merupakan respons terhadap sejumlah kasus pelanggaran yang terjadi akibat promosi produk yang tidak sesuai standar, termasuk kasus produk kosmetik yang dipromosikan dengan cara berbahaya, seperti menelan produk tersebut. BPOM bahkan pernah mencabut izin edar empat produk kosmetik yang dipromosikan dengan metode yang membahayakan kesehatan konsumen. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa pengawasan terhadap promosi produk kesehatan dan kosmetik harus diperketat.
Dengan adanya pengaturan dan edukasi yang semakin baik, diharapkan para influencer dapat berperan sebagai penyampai informasi yang benar dan bertanggung jawab kepada publik. Begitu pula masyarakat dapat lebih waspada dan selektif dalam memilih produk yang dikonsumsi atau digunakan. Semua upaya ini merupakan bagian dari komitmen BPOM untuk melindungi kesehatan masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan industri lokal yang sehat dan berkelanjutan.
Keseriusan BPOM dalam mengharmonisasikan aturan promosi produk obat dan kosmetik oleh influencer menunjukkan bahwa regulasi di Indonesia terus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Peran influencer yang semakin besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen juga harus diimbangi dengan tanggung jawab yang jelas agar tidak menimbulkan dampak negatif. Dengan begitu, keamanan produk dan kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal maupun impor dapat tetap terjaga dengan baik.
Simak Juga : Obat Asam Lambung Antasida: Dosis dan Efek Samping Dalam Kandungan Obat