Net Protozo – Kolesterol sejatinya adalah zat lemak yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel, memproduksi hormon, dan mendukung metabolisme. Namun, ketika jumlah kolesterol jahat atau LDL meningkat terlalu tinggi, hal ini bisa memicu terbentuknya plak di pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah tidak lancar dan risiko penyakit jantung, stroke, hingga tekanan darah tinggi semakin besar.
Kondisi ini sering kali tidak disadari karena kolesterol tinggi tidak menunjukkan gejala khusus. Justru pola makan sehari-hari menjadi pemicu utama. Banyak orang beranggapan hanya daging berlemak atau gorengan yang berbahaya, padahal ada berbagai jenis makanan lain yang secara diam-diam dapat meningkatkan kadar kolesterol jika dikonsumsi berlebihan.
Makanan yang tinggi natrium menjadi salah satu pemicu kenaikan kolesterol. Produk olahan seperti mi instan, sup kalengan, hingga camilan ringan dalam kemasan biasanya mengandung garam berlebih. Konsumsi natrium terlalu banyak dapat merusak pembuluh darah dan memudahkan kolesterol menempel di arteri.
Selain itu, jenis kopi tertentu juga bisa berdampak negatif. Kopi tanpa filter seperti espresso atau kopi tubruk mengandung senyawa cafestol dan kahweol. Kedua zat ini berpotensi menahan kolesterol di dalam tubuh. Sebaliknya, kopi yang diseduh dengan kertas filter lebih aman karena sebagian besar senyawa tersebut akan tersaring sebelum diminum.
Baca Juga : Tak Perlu Cemas, Biaya Pengobatan Kesehatan Mental Kini Ditanggung BPJS
Agar lebih mudah dipahami, berikut daftar makanan dan minuman yang sebaiknya diperhatikan karena berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dalam darah:
Dengan memahami daftar ini, masyarakat dapat lebih bijak memilih makanan. Tidak semua harus dihindari total, tetapi porsi dan frekuensi konsumsinya harus diperhatikan.
Mengatur pola makan tidak harus berarti menghilangkan semua jenis makanan favorit. Yang lebih penting adalah menyeimbangkan dengan pilihan sehat. Misalnya, mengganti minyak sawit dengan minyak zaitun atau kanola bisa menurunkan kadar lemak jenuh secara signifikan. Begitu juga dengan mengganti nasi putih dengan oatmeal atau roti gandum utuh yang lebih kaya serat.
Selain mengganti bahan makanan, cara memasak juga berpengaruh. Menggoreng makanan akan menambah kadar lemak jenuh, sementara memanggang, merebus, atau mengukus bisa menjaga makanan tetap sehat tanpa menambah beban kolesterol. Dengan langkah-langkah sederhana ini, risiko kolesterol tinggi dapat ditekan tanpa mengorbankan kenikmatan rasa.
Simak Juga : Susu MBG Jadi Sorotan Kandungan Asli 30 Persen Picu Perdebatan
Kolesterol yang dibiarkan tinggi dalam jangka panjang dapat mengarah pada aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini membuat jantung bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam situasi ekstrem, plak bisa pecah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke mendadak.
Selain masalah jantung, kolesterol tinggi juga berhubungan dengan gangguan metabolisme lain seperti diabetes dan hipertensi. Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol bukan hanya soal menghindari penyakit jantung, tetapi juga untuk melindungi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Sebagai penutup, penting membahas peran gaya hidup yang mendukung pola makan sehat. Olahraga rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, terbukti meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang dapat membantu menurunkan LDL. Selain itu, tidur yang cukup dan manajemen stres juga berkontribusi besar dalam menjaga keseimbangan metabolisme.
Mengonsumsi buah dan sayuran segar, kacang-kacangan, serta ikan berlemak yang kaya omega-3 menjadi langkah tambahan yang efektif. Dengan kombinasi pola makan sehat, aktivitas fisik, dan kebiasaan positif lainnya, risiko kolesterol tinggi bisa dikendalikan secara konsisten dalam jangka panjang.
Artikel tentang Kolesterol Tinggi ditulis ulang oleh : Lukman Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Fimela.com