Net Protozo – Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru. Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kasus TB tertinggi di dunia. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia termasuk dalam tiga besar negara dengan beban infeksi Tuberkulosis (TB) tertinggi, bersama India dan Tiongkok. Mengapa orang Indonesia rentan terhadap penyakit ini? Berikut penjelasannya.
Salah satu penyebab utama tingginya angka TB di Indonesia adalah faktor sosial dan ekonomi. Banyak masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah padat penduduk atau lingkungan dengan sanitasi buruk, memiliki risiko tinggi terkena TB. Lingkungan yang kumuh memudahkan penyebaran bakteri TB melalui udara, terutama di ruangan yang minim ventilasi.
“Simak Juga: Kanker Prostat, Bahaya yang Tidak Disadari”
Kemiskinan juga menjadi faktor yang memperburuk situasi. Orang dengan keterbatasan ekonomi sering kali kekurangan akses ke layanan kesehatan dan pengobatan, sehingga infeksi TB tidak tertangani dengan baik dan terus menyebar.
Banyak masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya memahami tentang TB, gejalanya, dan cara penularannya. Gejala TB seperti batuk berkepanjangan, demam ringan, dan penurunan berat badan sering kali dianggap sebagai penyakit biasa sehingga terlambat didiagnosis. Minimnya edukasi membuat banyak penderita TB tidak segera mencari pengobatan, yang memperbesar risiko penularan kepada orang lain.
Indonesia juga memiliki tingkat penyakit penyerta yang tinggi, seperti diabetes, yang meningkatkan risiko terkena TB. Penyakit ini melemahkan sistem imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri TB. Selain itu, tingginya angka perokok di Indonesia juga menjadi faktor signifikan. Asap rokok merusak sistem pernapasan, sehingga paru-paru lebih mudah terinfeksi.
Pengobatan TB memerlukan waktu yang panjang, yaitu minimal enam bulan dengan antibiotik yang harus diminum secara rutin. Namun, banyak pasien yang berhenti mengonsumsi obat setelah merasa sembuh. Hal ini menyebabkan resistensi obat, di mana bakteri TB menjadi kebal terhadap pengobatan dan lebih sulit diatasi.
Mengurangi angka TB di Indonesia memerlukan upaya terpadu, baik dari pemerintah, tenaga medis, maupun masyarakat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
“Baca Juga: Cabai Mengandung Vitamin C yang Bermanfaat bagi Kesehatan”