Net Protozo – Rasa gatal di kulit kepala atau munculnya serpihan putih sering kali langsung dikaitkan dengan ketombe. Padahal, tidak semua masalah kulit kepala disebabkan oleh ketombe. Salah satu kondisi lain yang memiliki gejala serupa adalah psoriasis kulit kepala. Meskipun terlihat mirip, keduanya merupakan kondisi yang sangat berbeda dari segi penyebab, karakteristik, dan cara penanganannya.
Menurut dr. Mona Gohara, M.D., seorang dokter kulit dan profesor klinis dermatologi di Yale School of Medicine, penting bagi setiap orang untuk memahami perbedaan antara ketombe dan psoriasis kulit kepala. Hal ini agar pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Ketombe merupakan kondisi umum yang ditandai dengan pengelupasan kulit kepala berupa serpihan putih yang sering kali terlihat menempel di rambut atau pakaian. Menurut American Academy of Dermatology (AAD), ketombe tidak bersifat membahayakan, namun bisa menimbulkan rasa tidak nyaman secara sosial maupun emosional. Penyebab utama ketombe adalah pertumbuhan berlebih dari jamur jenis malassezia, yang sebenarnya merupakan bagian dari flora normal kulit. Selain itu, kulit kepala yang terlalu kering atau terlalu berminyak juga bisa memicu timbulnya ketombe. Penggunaan produk rambut secara berlebihan, atau bilasan yang tidak bersih, juga bisa menyebabkan pengelupasan kulit yang menyerupai ketombe.
Baca Juga : Virus Hanta: Gejala, Risiko, dan Penanganannya
Sementara itu, psoriasis kulit kepala adalah penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh bekerja secara berlebihan. Hal ini menyebabkan sel-sel kulit beregenerasi terlalu cepat dan membentuk plak bersisik yang menumpuk di permukaan kulit kepala. Menurut National Psoriasis Foundation (NPF), sekitar setengah dari penderita psoriasis mengalami gejala di kulit kepala. Plak yang terbentuk akibat psoriasis biasanya kering, tebal, dan tidak berminyak. Warna kulit di sekitar area yang terkena bisa bervariasi, mulai dari merah muda hingga ungu, tergantung warna kulit masing-masing individu. Rasa gatal, perih, hingga sensasi terbakar juga umum dirasakan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Meski sekilas mirip, ada perbedaan mencolok antara ketombe dan psoriasis kulit kepala. Psoriasis sering kali menimbulkan warna kemerahan atau keunguan yang tidak ditemukan pada ketombe biasa. Plaknya pun lebih tebal dan bersisik keperakan. Selain itu, psoriasis bisa menyebar melewati garis rambut hingga ke area belakang telinga atau leher, yang jarang terjadi pada kasus ketombe. Yang paling membedakan adalah sifat penyakitnya. Ketombe bukanlah penyakit sistemik, sedangkan psoriasis berhubungan dengan kondisi autoimun yang bisa memengaruhi sendi dan organ tubuh lainnya.
Pengobatan ketombe umumnya menggunakan sampo khusus yang mengandung bahan aktif seperti zinc pyrithione, asam salisilat, tar batubara, selenium sulfida, atau ketoconazole. Jika disebabkan oleh peradangan atau kulit kepala yang terlalu berminyak, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur atau krim steroid ringan untuk mengurangi gejala.
Berbeda dengan itu, psoriasis kulit kepala memerlukan penanganan medis yang lebih kompleks. Terapi awal biasanya menggunakan krim atau losion topikal berbahan dasar steroid untuk mengurangi peradangan. Produk yang dijual bebas seperti sampo mengandung asam salisilat atau tar batubara dapat membantu meringankan gejala, terutama pada kasus ringan. Untuk kondisi yang lebih berat, terapi cahaya ultraviolet (fototerapi) dapat digunakan untuk memperlambat pertumbuhan sel kulit. Alat fototerapi portabel dengan sisir khusus juga tersedia untuk menjangkau area kepala secara lebih efektif.
Jika psoriasis tidak membaik dengan terapi topikal, atau sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya, dokter akan mempertimbangkan penggunaan obat sistemik. Pengobatan ini bisa berupa obat oral atau terapi biologis yang menargetkan sistem imun secara langsung. Meskipun sangat efektif, obat jenis ini memerlukan pertimbangan matang karena potensi efek sampingnya.
Memahami perbedaan antara ketombe dan psoriasis kulit kepala sangat penting untuk menentukan langkah perawatan yang tepat. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit untuk diagnosis yang akurat.
Simak Juga : Tubuh Kelebihan Gula? Tandai Gejalanya Sebelum Terlambat