Net Protozo – Insomnia adalah gangguan tidur yang dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia. Data global menunjukkan sekitar 16,2% populasi mengalami insomnia, sementara 7,9% di antaranya menderita gejala yang tergolong berat. Gangguan tidur ini tidak hanya membuat tubuh merasa lelah, tetapi juga memengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, olahraga efektif menjadi salah satu cara alami yang mulai dilirik untuk mengatasi masalah ini. Di Amerika Serikat, survei dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa 14,5% orang dewasa mengalami kesulitan tidur dalam 30 hari terakhir.
Di tengah meningkatnya jumlah penderita insomnia, banyak orang mencari solusi yang efektif dengan sedikit efek samping. Sayangnya, tidak semua obat atau suplemen tidur memberikan hasil yang memuaskan dan konsisten. Karena itu, pendekatan alami seperti olahraga efektif semakin populer sebagai alternatif pengobatan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa jenis olahraga mampu mengatasi insomnia secara efektif. Bahkan bisa dibandingkan dengan terapi perilaku kognitif yang biasanya direkomendasikan oleh dokter.
Terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-i) memang menjadi standar pengobatan utama. Tetapi olahraga juga bisa menjadi alternatif atau pelengkap yang lebih mudah diakses dan diterapkan dalam jangka panjang. Olahraga membantu menenangkan tubuh dan pikiran, sehingga membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas.
Yoga adalah salah satu jenis olahraga yang terbukti memiliki efek menenangkan pada penderita insomnia. Studi menemukan bahwa yoga bisa menambah waktu tidur hingga hampir dua jam setiap malam dan meningkatkan efisiensi tidur sampai 15%. Yoga juga membantu proses tertidur menjadi lebih cepat dan mengurangi frekuensi terbangun di malam hari. Gerakan lembut, teknik pernapasan dalam, dan meditasi yang dilakukan saat yoga dipercaya dapat menenangkan sistem saraf. Sehingga tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks dan siap beristirahat.
Baca Juga : Tanaman Obat untuk Bantu Pulihkan Gejala Stroke Ringan
Selain yoga, Tai Chi juga menunjukkan manfaat yang mirip dalam meningkatkan kualitas tidur. Tai Chi adalah seni bela diri yang bergerak lambat dengan fokus pada keseimbangan dan pernapasan. Praktik rutin Tai Chi dapat meningkatkan kualitas tidur dengan skor lebih dari empat poin, menambah durasi tidur hampir satu jam, dan mengurangi waktu terjaga setelah tertidur. Menariknya, efek positif dari Tai Chi bisa bertahan hingga dua tahun setelah latihan dilakukan secara rutin.
Olahraga ringan seperti jalan kaki dan jogging juga memiliki dampak besar dalam mengatasi insomnia. Kedua aktivitas ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus. Melakukan jalan kaki atau jogging di luar ruangan memungkinkan tubuh mendapatkan paparan sinar matahari, yang membantu mengatur ritme sirkadian alami tubuh. Aktivitas ini membantu membakar energi, mengurangi stres, serta menyeimbangkan hormon seperti kortisol yang berperan dalam respons stres. Selain itu, jogging dan jalan kaki meningkatkan produksi protein BDNF (brain-derived neurotrophic factor) yang penting bagi fungsi otak dan kualitas tidur.
Analisis terhadap berbagai bentuk aktivitas fisik yang dilakukan melalui 22 uji klinis dengan 1.348 peserta menunjukkan bahwa olahraga seperti yoga, Tai Chi, jalan kaki, dan jogging memberikan hasil yang signifikan dalam mengurangi gejala insomnia. Namun, peneliti mengingatkan bahwa hasil ini memiliki keterbatasan karena kurangnya data spesifik mengenai usia, jenis kelamin, latar belakang etnis, dan kondisi kesehatan peserta. Oleh karena itu, temuan ini sebaiknya dijadikan sebagai dasar awal, bukan kesimpulan akhir.
Sulit tidur yang dialami banyak orang biasanya tidak disebabkan oleh satu faktor tunggal. Psikolog klinis spesialis trauma dan gangguan tidur, Dr. Leah Kaylor, menjelaskan bahwa insomnia muncul akibat kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Stres tinggi karena tekanan hidup, pekerjaan, pandemi, atau kecemasan finansial menjadi penyebab umum. Penggunaan cahaya buatan yang berlebihan, kebiasaan mengakses media sosial sebelum tidur, serta kecemasan terkait tidur juga memperburuk kondisi insomnia.
Pikiran negatif tentang tidur sering kali membuat penderita insomnia semakin sulit rileks dan tertidur. Kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD), serta penyakit kronis seperti Alzheimer atau gangguan pencernaan, juga berkaitan erat dengan gangguan tidur yang berkepanjangan.
Olahraga berperan membantu tidur lebih nyenyak dengan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis yang memicu respons “fight or flight,” serta meningkatkan aktivitas sistem parasimpatis yang memicu kondisi “rest and digest.” Menurut Dr. Leah Kaylor, efek ini membuat tubuh lebih siap untuk beristirahat. Dr. Jonathan Cedernaes menambahkan, olahraga mampu menurunkan kadar kortisol, hormon stres utama, dengan cara menekan aktivitas HPA axis di otak. Gerakan yang lambat dan teratur disertai dengan pernapasan dalam dapat meningkatkan nada vagal, yang berperan dalam menciptakan kondisi fisiologis yang tenang.
Selain memudahkan proses tertidur, olahraga juga memperkuat koneksi antar bagian otak yang terlibat dalam pengaturan tidur. Hal ini berarti olahraga tidak hanya membantu tubuh tertidur lebih cepat, tetapi juga meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan. Dengan rutin melakukan olahraga seperti yoga, Tai Chi, jalan kaki, atau jogging, penderita insomnia dapat memperoleh tidur yang lebih berkualitas dan menjalani hari dengan kondisi fisik serta mental yang lebih baik.
Simak Juga : Tak Disangka, Bumbu Dapur Ini Bisa Jadi Senjata Ampuh Lawan Diabetes dan Kanker!