Net Protozo – Musim pancaroba sering kali membuat banyak orang mengalami gangguan kesehatan ringan seperti flu, batuk, demam, dan sakit kepala. Hal ini diperkuat oleh data dari Halodoc, sebuah platform layanan kesehatan digital, yang mencatat peningkatan hingga 20 persen dalam konsultasi terkait penyakit umum saat musim peralihan dalam satu tahun terakhir.
Musim pancaroba merupakan masa transisi antara musim hujan dan musim kemarau. Ciri khas dari masa ini adalah cuaca yang tidak menentu. Pagi hari bisa terasa panas, lalu sore harinya tiba-tiba turun hujan disertai angin kencang. Kondisi ini membuat suhu dan kelembaban udara berubah drastis dalam waktu singkat, memaksa tubuh untuk terus beradaptasi.
Menurut dr. S Dian Rachmawati, seorang dokter spesialis gizi klinik, perubahan cuaca yang ekstrem dan tidak terduga memicu kerja ekstra dari tubuh. Dalam diskusi bersama Halodoc dan Re.juve bertajuk Easy Access for Healthy Lifestyle, ia menjelaskan bahwa tubuh memerlukan energi dan nutrisi yang cukup untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan tersebut. Jika tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai, sistem imun menjadi lebih rentan dan mudah terserang penyakit.
Sayangnya, tidak semua orang memperhatikan kecukupan nutrisi harian mereka. Banyak yang mengabaikan pentingnya pola makan sehat dan seimbang. Akibatnya, saat musim pancaroba datang, tubuh menjadi lebih mudah terserang infeksi karena daya tahan tubuh menurun.
Untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap optimal di tengah cuaca yang tidak menentu, dr. Dian menyarankan beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan sehari-hari. Hal pertama yang penting adalah memperhatikan asupan makanan. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat membantu meningkatkan sistem imun. Bahkan jika sudah terinfeksi penyakit, pemulihan akan berlangsung lebih cepat jika nutrisi tubuh terpenuhi dengan baik.
Baca Juga : Vaksin TBC Menjadi Sejarah Pengembangan dan Inovasi M72
Selain makanan, asupan cairan juga penting. Dian menyarankan untuk minum air putih minimal dua liter setiap hari, atau sekitar delapan hingga sepuluh gelas. Kecukupan cairan membantu menjaga fungsi tubuh dan menghindari dehidrasi yang bisa memperburuk kondisi tubuh saat cuaca tidak stabil.
Kualitas udara juga menjadi hal yang perlu diwaspadai. Saat kondisi udara sedang buruk, seperti tingginya polusi atau kabut asap, sebaiknya menggunakan masker jika harus beraktivitas di luar ruangan. Polusi udara dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas, terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Mengelola stres juga sangat penting. Stres berlebihan dapat menurunkan fungsi sistem imun tubuh karena meningkatnya kadar hormon kortisol. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mental dengan cukup istirahat, relaksasi, dan aktivitas menyenangkan.
Tidur yang cukup dan berkualitas juga mendukung sistem kekebalan tubuh. Dian menjelaskan bahwa tidur sebaiknya dilakukan sebelum pukul sebelas malam agar tubuh bisa beristirahat secara optimal. Tidur selama enam hingga delapan jam tidak akan efektif jika dilakukan di waktu yang tidak tepat, misalnya mulai tidur pada pukul tiga dini hari.
Aktivitas fisik juga tidak boleh dilupakan. Dian menyarankan untuk berolahraga secara rutin sebanyak tiga hingga lima kali dalam seminggu. Durasi olahraga yang disarankan adalah sekitar tiga puluh hingga empat puluh lima menit setiap sesi. Olahraga membantu melancarkan peredaran darah dan meningkatkan fungsi sistem imun secara menyeluruh.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebaiknya tetap dilakukan meskipun pandemi telah usai. Kebiasaan ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko terkena penyakit menular, terutama penyakit yang menyebar melalui kontak tangan.
Melengkapi perlindungan tubuh, vaksinasi juga disarankan, khususnya vaksin influenza yang dapat dilakukan setiap tahun. Vaksin ini membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap virus flu yang umum beredar saat pergantian musim.
Jika diperlukan, konsumsi suplemen tambahan bisa menjadi pilihan. Beberapa vitamin yang bermanfaat untuk mendukung daya tahan tubuh antara lain vitamin C, vitamin D, zinc, dan vitamin B kompleks. Namun, tetap penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen secara rutin.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memperhatikan kebutuhan tubuh, risiko sakit selama musim pancaroba dapat ditekan secara signifikan. Adaptasi cuaca memang tidak bisa dihindari, tetapi kesehatan tetap bisa dijaga dengan langkah yang tepat.
Simak Juga : Menjelajah Gunung Manglayang: Rute Favorit Pendaki Bandung