Net Protozo – Meskipun sering dianggap serupa, matcha dan green tea sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Mulai dari cara tanam, pengolahan, hingga manfaat bagi kesehatan, kedua jenis teh ini tidak bisa disamakan begitu saja. Berdasarkan penjelasan dari Dr. Mulianah Daya, Sp.GK., seorang dokter spesialis gizi klinik di Siloam Hospitals Lippo Village, terdapat beberapa perbedaan utama antara matcha dan green tea yang perlu diketahui.
Perbedaan pertama antara matcha dan green tea terletak pada cara penanamannya. Green tea ditanam secara terbuka, dengan tanaman terpapar langsung sinar matahari sepanjang proses tumbuhnya. Hal ini berbeda dengan cara penanaman matcha, di mana tanaman teh ditutupi beberapa minggu sebelum dipanen. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi daun dari paparan sinar matahari langsung, sehingga kualitas klorofil pada daun lebih terjaga. Proses ini memungkinkan matcha memiliki kandungan zat gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan green tea.
Baca Juga : Malaria: Strategi ABCD sebagai Upaya Pencegahan Efektif
Setelah masa panen, proses pengolahan kedua jenis teh ini juga berbeda. Daun green tea dikeringkan dan digerus menjadi teh kering, yang kemudian diseduh dengan air panas untuk menghasilkan rasa teh yang ringan. Sementara itu, daun teh untuk matcha diproses dengan cara yang lebih khusus. Setelah dipetik, daun matcha dikeringkan dan digiling halus hingga menjadi bubuk. Bubuk matcha inilah yang kemudian digunakan untuk diseduh, memberikan rasa yang lebih pekat dan kaya dibandingkan green tea. Proses pengolahan yang lebih intensif ini juga berpengaruh pada kandungan gizi yang lebih tinggi pada matcha.
Selain perbedaan dalam penanaman dan pengolahan, rasa dan warna kedua jenis teh ini juga sangat berbeda. Green tea memiliki rasa yang lebih ringan dengan warna yang lebih jernih, menjadikannya pilihan yang lebih lembut bagi banyak orang. Sebaliknya, matcha memiliki rasa yang lebih pahit dan tebal (bold), serta aroma yang lebih earthy. Warna matcha pun lebih hijau pekat karena kandungan klorofil yang lebih tinggi, memberikan pengalaman yang lebih intens bagi penikmatnya.
Keduanya memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, namun matcha cenderung memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi. Matcha mengandung epigallocatechin gallate (EGCG) dan polifenol, dua zat kuat yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang bisa memicu berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan gangguan jantung. Selain itu, antioksidan dalam matcha juga bermanfaat bagi kesehatan kulit dan dapat meningkatkan metabolisme tubuh, terutama jika dikonsumsi sebelum berolahraga.
Matcha juga kaya akan L-theanine, suatu senyawa yang dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, serta memberikan efek menenangkan bagi tubuh. Oleh karena itu, banyak orang memilih matcha sebagai alternatif untuk meningkatkan fokus atau ketenangan, terutama saat bekerja atau belajar.
Meskipun matcha memiliki banyak manfaat, penting untuk memperhatikan cara konsumsinya. Dr. Mulianah Daya menyarankan agar matcha dikonsumsi dengan tidak berlebihan, terutama karena kandungan kafeinnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan green tea. Dalam satu cangkir matcha (sekitar 250 ml), terkandung sekitar 70 mg kafein, yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan green tea. Oleh karena itu, konsumsi matcha sebaiknya dibatasi hingga 2-3 cangkir per hari, atau 1-2 cangkir bagi mereka yang sensitif terhadap kafein.
Selain itu, Dr. Mul juga menyarankan agar matcha tidak dikonsumsi bersamaan dengan makan utama, terutama makanan yang mengandung protein tinggi. Hal ini disebabkan oleh L-theanine yang terkandung dalam matcha, yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk menikmati matcha adalah saat camilan, bukan bersamaan dengan makan besar.
Dengan berbagai manfaat kesehatan yang ditawarkannya, matcha bisa menjadi pilihan minuman yang menyegarkan dan memberikan banyak kebaikan. Namun, seperti halnya dengan segala sesuatu, konsumsi yang bijak sangat diperlukan agar manfaatnya bisa didapatkan secara maksimal tanpa efek samping yang tidak diinginkan.
Simak Juga : Sering Minum Minuman Manis? Hati-Hati Risiko Kematian Dini