Net Protozo – Kesehatan gigi anak merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan mereka. Salah satu faktor utama yang memengaruhi kekuatan serta struktur gigi adalah faktor genetik. Dokter gigi spesialis anak, drg. Aliyah, Sp.KGA, menyampaikan bahwa faktor keturunan memiliki peran besar dalam menentukan bagaimana bentuk dan kekuatan gigi seorang anak terbentuk.
Menurut drg. Aliyah, sejak masih dalam kandungan, embrio sudah mulai mengalami proses pembentukan gigi dan rahang. Dalam proses ini, ada peluang sebesar 50 persen bahwa struktur gigi anak akan mengikuti bentuk dari ayah, dan 50 persen lainnya mengikuti ibu. Artinya, anak bisa saja memiliki bentuk rahang yang menyerupai milik ayah, atau justru sepenuhnya mengikuti struktur wajah dan rahang ibu. Kedua orang tua memiliki kontribusi genetik yang setara dalam hal ini.
Pernyataan tersebut berbeda dengan sejumlah hasil penelitian lain mengenai faktor keturunan pada aspek tubuh manusia. Sebagai contoh, kecerdasan anak lebih sering dikaitkan dengan faktor genetik dari pihak ibu. Namun, dalam konteks pembentukan gigi dan tulang rahang, peran ayah dan ibu memiliki proporsi yang seimbang. Oleh karena itu, karakteristik gigi anak tidak bisa hanya dikaitkan dengan satu pihak saja.
Meskipun faktor genetik memainkan peran besar, drg. Aliyah menegaskan bahwa lingkungan juga memiliki pengaruh penting dalam menjaga kesehatan gigi anak. Pola kebiasaan sehari-hari dalam keluarga dapat memengaruhi kondisi mulut dan gigi. Salah satu contoh kebiasaan yang kurang baik adalah bertukar alat makan antara anak dan anggota keluarga lainnya. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penularan bakteri, khususnya pada anak-anak yang masih berada dalam masa pertumbuhan dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna.
Menjaga kebersihan alat makan serta sikat gigi pribadi setiap anggota keluarga menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran bakteri. Alat makan dan sikat gigi sebaiknya tidak digunakan secara bergantian untuk menghindari infeksi silang yang bisa merusak jaringan gigi anak.
Baca Juga : Mencegah HPV dengan Vaksinasi untuk Laki-Laki dan Perempuan
Selain dari kebersihan, makanan yang dikonsumsi anak setiap hari juga turut memengaruhi kesehatan gigi. Salah satu permasalahan umum adalah munculnya karang gigi yang terbentuk dari sisa makanan yang tidak dibersihkan dengan baik. Sisa makanan ini kemudian bercampur dengan mineral dari makanan yang dikonsumsi sehingga membentuk plak yang mengeras dan menempel di gigi.
Karang gigi tidak hanya membuat warna permukaan gigi menjadi kuning, tetapi juga bisa menyebabkan bau mulut dan menjadi tempat berkembangnya bakteri. Kebiasaan buruk lainnya seperti menggigit es batu dalam waktu lama juga bisa menyebabkan permukaan gigi terkikis dan melemahkan struktur gigi dari waktu ke waktu.
Namun, drg. Aliyah menegaskan bahwa meskipun faktor genetik tidak bisa diubah, risiko kerusakan gigi akibat faktor keturunan tetap dapat dicegah. Salah satu cara yang paling efektif adalah menjaga kebersihan mulut secara konsisten dan melakukan pemeriksaan gigi secara berkala. Ia merekomendasikan agar anak-anak dibawa ke dokter gigi setidaknya setiap empat bulan sekali untuk memeriksa kondisi gigi dan mendeteksi potensi masalah sejak dini.
Dengan kombinasi antara perawatan yang baik, pola makan yang sehat, serta kebiasaan menjaga kebersihan diri, anak-anak tetap bisa memiliki gigi yang kuat dan sehat meskipun memiliki faktor keturunan yang kurang menguntungkan. Peran orang tua dalam membentuk kebiasaan ini sangatlah penting, mengingat anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari lingkungan terdekatnya.
Dalam hal ini, kesadaran keluarga menjadi kunci utama. Mengedukasi anak sejak dini mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat membantu mereka membentuk kebiasaan baik yang akan bertahan hingga dewasa. Dengan begitu, kekuatan gigi tidak hanya ditentukan oleh genetik, tetapi juga oleh kebiasaan hidup yang sehat dan teratur.
Simak Juga : Musim Dingin: Outfit Hijab Tetap Chic dan Elegan di Cuaca Dingin