Net Protozo – Kasus kanker usus buntu semakin sering ditemukan pada usia muda, padahal sebelumnya jenis kanker ini lebih umum terdiagnosis pada orang lanjut usia. Berdasarkan studi terbaru yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine, angka diagnosis pada kelompok di bawah 50 tahun melonjak hingga tiga sampai empat kali lipat dibandingkan periode sebelumnya. Fakta ini mengejutkan banyak pihak, terutama kalangan medis yang mulai memberi perhatian khusus pada penyakit langka ini.
Profesor Justin Stebbing dari Anglia Ruskin University menegaskan bahwa kanker usus kini lebih banyak muncul pada usia 30-an hingga 40-an. Bahkan, sifat kanker ini cenderung lebih agresif sehingga membutuhkan penanganan yang cepat. Meski demikian, para ahli masih berdebat mengenai penyebab pasti peningkatan tren tersebut karena banyak faktor yang kemungkinan berperan.
Peningkatan jumlah penderita kanker usus buntu tidak bisa dilepaskan dari perubahan pola hidup masyarakat modern. Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan, beberapa faktor diduga kuat berkontribusi terhadap fenomena ini.
Beberapa faktor yang perlu diwaspadai antara lain:
Baca Juga : Bahaya Membawa Ponsel Saat di Toilet, Harvard Bongkar Fakta Mengejutkan
Salah satu tantangan besar dalam menangani kanker usus buntu adalah gejalanya yang tidak spesifik. Kondisi ini membuat pasien kerap mengabaikan tanda-tanda awal hingga kanker berkembang ke tahap yang lebih serius.
Gejala yang sering muncul antara lain nyeri perut di sisi kanan bawah, perut kembung, dan perubahan pola buang air besar. Namun, gejala tersebut sering dianggap sebagai apendisitis biasa atau gangguan pencernaan ringan. Akibatnya, diagnosis sering kali terlambat dilakukan dan menurunkan peluang keberhasilan pengobatan.
Kanker usus buntu sendiri tergolong langka dengan hanya sekitar 0,4 persen dari seluruh kasus kanker usus. Meski demikian, peningkatan jumlah pasien di bawah 50 tahun membuat penyakit ini mendapat perhatian khusus dari komunitas medis global.
Meningkatnya kasus kanker usus buntu pada usia muda memunculkan pertanyaan apakah perlu dilakukan skrining lebih awal. Saat ini, skrining rutin umumnya baru dianjurkan pada usia di atas 50 tahun, terutama untuk kanker kolorektal. Namun dengan tren terbaru, para ahli menilai pedoman ini mungkin perlu ditinjau ulang.
Skrining dini tentu memiliki keuntungan, misalnya mendeteksi kanker sebelum menyebar sehingga peluang terapi lebih besar. Namun ada pula tantangan yang perlu dipertimbangkan seperti biaya, risiko prosedur invasif, serta kemungkinan hasil positif palsu yang bisa menimbulkan kecemasan. Karena itu, keputusan untuk menurunkan batas usia skrining harus dilandasi data penelitian yang lebih kuat.
Simak Juga : Fakta Mengejutkan Nyamuk Lebih Suka Darah Golongan O
Di tengah meningkatnya kasus kanker usus, langkah pencegahan tetap menjadi kunci utama. Edukasi mengenai gaya hidup sehat perlu digencarkan agar masyarakat lebih peduli pada kesehatan sistem pencernaan.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
Kesadaran publik terhadap kanker usus buntu sangat penting. Semakin cepat masyarakat mengenali gejala dan faktor risiko, semakin besar kemungkinan penyakit ini bisa ditangani dengan hasil yang lebih baik.
Artikel tentang Kanker Usus Buntu ini ditulis ulang oleh : Rahma Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : DetikHealth.com