Net Protozo – Jantung yang berdetak tidak teratur atau terasa berdebar meskipun sedang beristirahat bisa menjadi tanda adanya gangguan ritme jantung yang dikenal sebagai aritmia. Kondisi ini dapat terjadi tanpa disadari, namun jika dibiarkan, dapat berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung atau stroke. Oleh karena itu, penting untuk kenali gejala dan faktor pemicunya aritmia agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Aritmia adalah gangguan pada ritme detak jantung yang menyebabkan irama jantung terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak beraturan. Kondisi ini bisa terjadi secara sporadis atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Beberapa kasus aritmia mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan, namun dalam kondisi tertentu, aritmia bisa berakibat fatal.
Menurut para ahli, aritmia dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada sistem kelistrikan jantung, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, hingga ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Stres, konsumsi kafein berlebihan, serta kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
“Baca Juga: Makanan Alami Penurun Kolesterol untuk Jantung Sehat”
Meskipun tidak semua kasus aritmia menimbulkan gejala, ada beberapa tanda yang dapat di kenali dengan adanya gangguan pada irama jantung, antara lain:
Jika mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Beberapa penyebab utama aritmia meliputi:
“Simak Juga: Dampak Buruk Kurang Tidur pada Anak: Gangguan Kognitif dan Masalah Perilaku”
Untuk memastikan adanya aritmia, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG), ekokardiografi, atau pemantauan ritme jantung selama 24 jam dengan alat Holter monitor. Dalam beberapa kasus, dokter juga bisa merekomendasikan uji stres jantung untuk mengetahui bagaimana jantung bekerja dalam kondisi tertentu.
Penanganan aritmia tergantung pada tingkat keparahannya. Jika aritmia tidak berbahaya, dokter mungkin hanya akan menyarankan perubahan gaya hidup seperti mengurangi konsumsi kafein, berhenti merokok, serta mengelola stres dengan baik. Namun, jika aritmia berpotensi membahayakan, beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan antara lain:
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko aritmia adalah:
Jika mengalami jantung berdebar saat istirahat atau gejala lainnya, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan menjaga gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan kondisi jantung, risiko aritmia dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup tetap terjaga.