Net Protozo – Selama ini, kanker usus besar atau kanker kolorektal dikenal sebagai penyakit yang lebih sering menyerang orang berusia di atas 50 tahun. Namun beberapa tahun terakhir, tren baru menunjukkan kasus ini semakin banyak ditemukan pada kelompok usia muda, termasuk mereka yang masuk kategori Gen Z. Hal ini tentu menjadi perhatian serius karena usia produktif seharusnya menjadi masa ketika seseorang masih sehat dan aktif.
Para ahli menilai faktor perubahan gaya hidup, pola konsumsi, serta kondisi lingkungan turut memengaruhi meningkatnya risiko kanker usus besar di kalangan anak muda. Konsumsi makanan cepat saji, rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik diyakini memberi kontribusi besar terhadap fenomena ini. Dengan kata lain, gaya hidup modern yang serba instan ikut mempercepat timbulnya penyakit yang sebelumnya dianggap jarang terjadi pada usia muda.
Tantangan terbesar dalam mendeteksi kanker usus besar adalah gejalanya yang kerap samar. Pada tahap awal, penderita biasanya mengalami keluhan yang mirip dengan masalah pencernaan biasa, sehingga sering diabaikan. Padahal, keterlambatan diagnosis bisa membuat penyakit berkembang lebih cepat ke stadium lanjut.
Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain perubahan pola buang air besar, entah menjadi lebih cair, lebih keras, atau adanya bercak darah pada tinja. Selain itu, anemia yang muncul berulang tanpa penyebab jelas, penurunan berat badan drastis, dan nafsu makan yang hilang juga bisa menjadi sinyal penting. Rasa nyeri atau kram pada perut yang terus berulang meski sudah diobati sebagai maag juga layak dicurigai.
Baca Juga : Bahaya Minum Air Es Setelah Olahraga: Mitos atau Fakta?
Untuk memudahkan pemahaman, berikut daftar gejala yang kerap muncul pada penderita kanker usus besar:
Gejala tersebut memang terlihat sederhana, namun jika berlangsung lama dan tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Deteksi dini akan sangat membantu dalam menentukan langkah pengobatan yang lebih efektif.
Mengapa Gen Z yang relatif masih muda kini ikut berisiko terkena kanker usus besar? Para pakar menekankan adanya kombinasi beberapa faktor. Pola makan rendah serat namun tinggi daging olahan, makanan cepat saji, serta minuman berpemanis menjadi salah satu pemicu utama. Selain itu, kebiasaan kurang olahraga dan lebih banyak duduk di depan layar turut memperburuk kondisi metabolisme tubuh.
Tak hanya itu, faktor genetik juga perlu diperhatikan. Seseorang dengan riwayat keluarga yang pernah menderita kanker usus atau memiliki polip pada usus besar sebaiknya lebih waspada. Ditambah lagi, kondisi medis seperti penyakit radang usus juga dapat meningkatkan kemungkinan kanker muncul di usia lebih muda.
Untuk menekan angka kasus, deteksi dini menjadi kunci. Pemeriksaan seperti kolonoskopi dianjurkan bagi mereka yang memiliki faktor risiko, bahkan sebelum usia 45 tahun. Dengan melakukan skrining secara teratur, kemungkinan menemukan kanker pada stadium awal jauh lebih besar sehingga peluang sembuh pun meningkat.
Di sisi lain, pencegahan melalui gaya hidup sehat juga tidak kalah penting. Konsumsi makanan kaya serat, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian sangat dianjurkan. Batasi konsumsi makanan ultra-proses, daging merah, dan makanan yang diolah dengan cara digoreng berulang kali. Selain itu, olahraga rutin, menjaga berat badan ideal, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan menjadi langkah penting dalam menurunkan risiko.
Simak Juga : Selain Fisik, Anak Penyintas Kanker Butuh Pemulihan Psikologis
Fenomena meningkatnya kasus kanker usus besar pada Gen Z menunjukkan bahwa penyakit ini bukan lagi monopoli kelompok usia lanjut. Gejala yang tampak sepele tidak boleh diabaikan, terutama bila berlangsung lama. Kesadaran sejak dini, pemeriksaan medis teratur, serta komitmen menjalani gaya hidup sehat adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari ancaman kanker kolorektal.
Masa muda seharusnya diisi dengan produktivitas dan kesehatan optimal. Karena itu, menjaga pola hidup seimbang bukan hanya investasi untuk tubuh saat ini, melainkan juga perlindungan untuk masa depan.
Artikel tentang Kanker Usus Besar ditulis ulang oleh : Lukman Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Alodokter.com