Net Protozo – Puasa bagi ibu hamil dapat menjadi tantangan tersendiri karena tubuh mereka memerlukan asupan gizi yang cukup untuk mendukung kesehatan diri sendiri serta perkembangan janin. Oleh karena itu, sebelum menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan, ibu hamil perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan tetap stabil dan nutrisi yang dibutuhkan tetap terpenuhi.
Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Eka Hospital Cibubur, Alexander Mukti, ada beberapa nutrisi penting yang harus tetap dikonsumsi oleh ibu hamil selama menjalankan puasa. Nutrisi ini berperan dalam menjaga kesehatan ibu serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan.
Asam folat menjadi salah satu nutrisi utama yang diperlukan selama kehamilan. Nutrisi ini berperan dalam pertumbuhan sel serta pembentukan organ tubuh janin. Selain itu, asam folat membantu ibu hamil dalam mengontrol tekanan darah agar tetap stabil. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan janin dan komplikasi kehamilan seperti preeklamsia, yaitu kondisi tekanan darah tinggi yang disertai adanya protein dalam urine. Kebutuhan asam folat harian bagi ibu hamil berkisar antara 600 hingga 800 mcg. Sumber makanan yang kaya akan asam folat meliputi kacang-kacangan, hati, telur, serta sayuran hijau.
Kalsium juga memiliki peran penting bagi ibu hamil karena membantu pembentukan tulang dan gigi janin. Selain itu, kalsium menjaga kesehatan tulang ibu dan mengurangi risiko terjadinya hipertensi serta kelahiran prematur. Kebutuhan kalsium dapat dipenuhi melalui konsumsi susu, ikan, tahu, serta sayuran berwarna hijau tua. Memastikan kecukupan asupan kalsium selama puasa membantu ibu hamil tetap sehat dan mendukung perkembangan janin secara optimal.
Protein menjadi sumber energi yang penting bagi ibu hamil karena berfungsi dalam pembentukan darah serta jaringan tubuh janin. Protein hewani yang baik dikonsumsi selama kehamilan meliputi ikan, ayam tanpa lemak, serta telur. Namun, penting untuk memastikan bahwa ikan dan telur dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi guna menghindari risiko infeksi akibat bakteri yang mungkin masih ada pada makanan mentah.
Baca Juga : Aritmia: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Lemak sehat juga diperlukan untuk perkembangan janin, terutama asam lemak omega-3 dan DHA. Kedua nutrisi ini berperan dalam perkembangan otak serta mata janin. Ibu hamil dapat memperoleh lemak sehat dari alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, serta ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna. Mengonsumsi lemak sehat dalam jumlah yang cukup dapat membantu mendukung pertumbuhan janin yang optimal.
Zat besi menjadi nutrisi esensial yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga kebutuhan zat besi juga bertambah. Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta depresi pasca melahirkan. Sumber makanan yang kaya akan zat besi meliputi daging merah tanpa lemak, ikan, unggas, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Selain dari makanan, ibu hamil juga dapat mengonsumsi suplemen zat besi atau tablet tambah darah sesuai anjuran dokter.
Vitamin juga menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan Ibu hamil dan janin. Vitamin B berperan dalam memberikan energi serta menjaga kesehatan plasenta. Serta bisa didapatkan dari daging ayam, pisang, kacang-kacangan, serta gandum utuh. Sementara itu, vitamin D, khususnya vitamin D3, diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tulang janin. Sumber vitamin D yang baik meliputi susu, jeruk, ikan, serta paparan sinar matahari pagi.
Selain memperhatikan asupan nutrisi, ibu hamil yang berpuasa juga perlu menjaga pola hidup sehat. Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga stamina selama menjalani ibadah puasa. Minum air dalam jumlah yang cukup juga diperlukan agar tubuh tetap terhidrasi dan terhindar dari dehidrasi. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar dapat membantu mengurangi risiko infeksi yang bisa memengaruhi kesehatan ibu serta janin.
Olahraga ringan juga dianjurkan bagi ibu hamil yang menjalankan puasa. Aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi tubuh dapat membantu menjaga kebugaran serta melancarkan peredaran darah. Beberapa jenis olahraga ringan yang bisa dilakukan adalah jalan kaki, senam kehamilan, atau yoga khusus ibu hamil. Namun, sebelum melakukan olahraga, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan jenis dan durasi aktivitas yang aman dilakukan selama kehamilan.
Jika selama menjalankan puasa bumil mengalami keluhan seperti pusing, lemas, mual, atau tanda-tanda dehidrasi, sebaiknya segera membatalkan puasa dan beristirahat. Apabila gejala semakin parah, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Dengan menjaga pola makan, hidrasi, serta istirahat yang cukup, bumil dapat menjalankan puasa dengan sehat dan aman bagi diri sendiri serta janin yang dikandungnya.
Simak Juga : Merawat Jilbab: Rahasia agar Awet dan Cantik