Net Protozo – Gigi sensitif merupakan masalah yang kerap dialami banyak orang, namun penyebabnya sering kali tidak disadari dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab adalah cara menyikat gigi yang kurang tepat. Menyikat gigi dengan teknik yang salah dapat membuat permukaan gigi menjadi kasar dan menyebabkan luka pada gusi, sehingga gusi menjadi tidak rata dan rentan menimbulkan rasa nyeri. Hal ini disampaikan oleh Dr. drg. Eko Fibryanto, Sp.KG, Subsp.KE(K), yang menjelaskan bahwa kebiasaan ini sering luput dari perhatian.
Selain itu, kondisi gusi yang mengalami penurunan atau resesi gusi dapat menjadi pemicu utama gigi sensitif. Saat gusi turun, akar gigi yang tidak terlindungi akan terbuka sehingga bagian dentin gigi menjadi lebih rentan terhadap rangsangan. Hal ini menyebabkan gigi sensitif mudah merasakan nyeri atau ngilu, terutama ketika terkena udara dingin seperti dari pendingin ruangan (AC). Sensasi ngilu yang muncul menandakan bahwa gigi sudah sangat sensitif dan perlu mendapat perhatian khusus agar tidak bertambah parah.
Baca Juga : Polusi Udara: Ancaman Merenggut Jutaan Nyawa Setiap Tahun
Dr. Eko juga menyoroti pentingnya menjaga kebersihan karang gigi. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan gusi mudah berdarah. Jika dibiarkan, gigi bisa menjadi goyang karena akar gigi mulai terlihat akibat infeksi dan peradangan pada gusi. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Oleh karena itu, menjaga kebersihan karang gigi menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan.
Mengenai waktu yang tepat untuk menyikat gigi setelah makan, Dr. Eko menjelaskan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa menyikat gigi lima menit setelah makan sudah cukup efektif. Hal ini karena pH mulut yang asam akibat makanan atau minuman bisa segera dinetralkan oleh pasta gigi yang mengandung fluoride yang sudah dioptimalkan. Jadi, menunggu terlalu lama setelah makan sebelum menyikat gigi tidak terlalu diperlukan, selama menggunakan pasta gigi yang tepat.
Gigi sensitif biasanya terjadi karena menipisnya lapisan enamel gigi atau terbukanya akar gigi akibat resesi gusi. Penipisan enamel ini sering disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang bersifat asam, seperti jus buah atau minuman bersoda. Selain itu, tekanan berlebihan saat menyikat gigi juga dapat mempercepat kerusakan enamel. Oleh karena itu, penting untuk menyikat gigi dengan lembut menggunakan gerakan melingkar agar gusi tidak terluka dan enamel tetap terlindungi.
Pemilihan jenis sikat gigi juga berpengaruh pada kesehatan gigi dan gusi. Ada berbagai jenis sikat gigi yang tersedia, mulai dari yang berbulu lembut (soft), sedang (medium), hingga keras (hard). Pemilihan sikat gigi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu agar tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada gusi dan enamel.
Selain kebiasaan menyikat gigi, pemeriksaan rutin ke dokter gigi sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan mulut. Dr. Eko menyarankan agar pemeriksaan gigi dilakukan setiap enam bulan sekali. Rutin memeriksakan gigi ke dokter dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini sebelum menjadi lebih serius. Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur, juga merupakan langkah dasar yang harus dijalankan untuk menjaga kesehatan gigi.
Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride sangat penting dalam pencegahan gigi berlubang. Selain fluoride, kandungan potassium nitrat dalam pasta gigi juga dapat membantu menenangkan saraf gigi yang sensitif dan mengurangi rasa ngilu. Kombinasi kedua bahan ini efektif untuk melindungi dan merawat gigi dari masalah sensitif dan berlubang.
Dr. Eko menegaskan pentingnya perawatan gigi secara rutin. Ia mengibaratkan rasa sakit gigi yang hebat bisa membuat seseorang gelisah bahkan saat hendak tidur. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi harus menjadi prioritas agar tidak mengalami gangguan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pengalaman pribadi juga disampaikan oleh Prilly Latuconsina, seorang public figure yang terbuka mengenai masalah gigi sensitif dan berlubang yang pernah dialaminya. Ia mengungkapkan bahwa gangguan pada gigi sangat mempengaruhi mood dan kinerjanya, terlebih karena pekerjaannya yang banyak bertemu dengan orang. Prilly menekankan pentingnya menjaga kesehatan gigi untuk menunjang penampilan dan rasa percaya diri. Ia juga mengingatkan agar tidak malas untuk menyikat gigi dua kali sehari dan rutin melakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan, serta tidak menunggu sampai gigi sakit baru pergi ke dokter.
Secara keseluruhan, masalah gigi sensitif bukan hanya disebabkan oleh faktor alami, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari yang sering tidak disadari. Menyikat gigi dengan teknik yang benar, memilih sikat gigi yang sesuai, menjaga kebersihan mulut dari karang gigi, serta rutin memeriksakan gigi ke dokter menjadi langkah penting untuk mencegah dan mengatasi gigi sensitif. Kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan gigi akan membawa dampak positif bagi kenyamanan dan kualitas hidup sehari-hari.
Simak Juga : Tragis, Pria Tewas Tersedot Mesin MRI Karena Kalung Rantai Besi