Net Protozo – Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang kerap menimbulkan kekhawatiran, terutama pada anak-anak. Selama ini, jus jambu biji merah sering dipercaya sebagai minuman yang dapat meningkatkan kadar trombosit pada pasien DBD. Namun, kepercayaan tersebut ternyata belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara tangani DBD yang aman dan tepat pada anak, tanpa hanya mengandalkan jus jambu sebagai solusi utama.
Menurut Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak dari FKUI-RSCM, Dr. dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc, PhD, belum ada penelitian yang secara jelas membuktikan bahwa jus jambu biji dapat meningkatkan jumlah trombosit pada pasien dengue. Jika memang terbukti efektif, maka jus jambu sudah sejak lama menjadi bagian dari terapi standar bagi penderita DBD. Namun kenyataannya, saat ini belum ada kajian yang mendukung klaim tersebut. Oleh karena itu, orang tua boleh memberikan jus jambu sebagai minuman kesukaan anak, tetapi tidak harus memaksakan pemberian jus ini sebagai pengobatan utama.
Baca Juga : Gangguan Gejala Tiroid Lebih Sering Terjadi pada Perempuan
Meskipun demikian, asupan cairan tetap menjadi aspek yang sangat penting dalam penanganan demam berdarah. Cairan berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah terjadinya syok hipovolemik, yaitu kondisi berbahaya ketika volume cairan dalam tubuh menurun drastis. Anak yang terinfeksi dengue harus terus diberikan cairan dalam jumlah cukup. Orang tua bisa memberikan air putih, jus buah favorit anak, atau makanan berkuah. Intinya, yang penting adalah anak tetap terhidrasi dengan baik. Jika anak tidak menyukai jus jambu, tidak perlu dipaksakan karena justru dapat menimbulkan muntah yang membuat cairan tubuh makin berkurang.
Hal penting yang perlu diwaspadai oleh orang tua adalah kondisi demam yang berlangsung lebih dari dua hingga tiga hari. Biasanya, demam pada DBD akan menunjukkan perkembangan yang harus diperhatikan dengan cermat, terutama pada hari ketiga. Bila demam tidak kunjung mereda, sebaiknya segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan seperti laboratorium, foto paru-paru, atau USG mungkin diperlukan untuk memastikan kondisi anak. Virus dengue bisa menyebabkan komplikasi serius dalam waktu singkat. Salah satu risiko terbesarnya adalah syok hipovolemik yang dapat berujung pada kematian, terutama jika infeksi berlangsung selama satu minggu tanpa penanganan tepat.
Selain itu, demam tinggi yang tidak turun juga berpotensi menyebabkan kejang pada anak. Oleh sebab itu, orang tua harus selalu memperhatikan tanda-tanda perubahan pada kondisi anak. Jika anak terlihat sangat lesu, terus tidur, atau tidak aktif seperti biasanya, ini bisa menjadi pertanda adanya dehidrasi berat yang perlu segera ditangani.
Untuk membantu menurunkan suhu tubuh anak, ada cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah, yakni dengan mengompres menggunakan air hangat. Kompres ini dianjurkan dilakukan pada area lipatan tubuh seperti ketiak atau bagian lain yang memiliki pembuluh darah besar, bukan pada jidat dan bukan menggunakan air dingin. Kompres selama 10-15 menit dengan air hangat terbukti efektif menurunkan demam dan dapat membantu mencegah terjadinya kejang demam. Pada anak yang sudah lebih besar, kompres dapat dilakukan sambil duduk selama beberapa kali sesuai kebutuhan.
Penting untuk diingat bahwa virus dengue bukan penyakit yang bisa dianggap ringan. Penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menghindari komplikasi yang berbahaya. Oleh sebab itu, ketergantungan pada jus jambu sebagai obat utama sangat tidak dianjurkan. Perawatan terbaik adalah menjaga asupan cairan, memantau kondisi anak secara seksama, terutama saat demam mencapai hari ketiga, dan segera konsultasi ke tenaga medis bila kondisi memburuk.
Dengan pemahaman yang tepat, orang tua dapat lebih tenang dan sigap dalam menghadapi DBD pada anak. Fokus utama adalah menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi dengan cara-cara yang sudah terbukti aman dan efektif secara medis. Jus jambu boleh menjadi minuman tambahan jika anak menyukainya, tapi bukanlah pengganti pengobatan dan perawatan medis yang benar. Pengetahuan ini sangat penting agar pengobatan DBD dapat dilakukan dengan baik dan risiko serius bisa diminimalisir.
Simak Juga : Apa Kata Dokter Tentang Konsumsi Daging Kambing untuk Penyakit Tertentu