Net Protozo – Banyak orang mengira bahwa udara di dalam rumah lebih aman daripada udara luar, namun kenyataannya. Kualitas udara dalam ruangan yang buruk justru dapat menimbulkan gangguan kesehatan, termasuk menurunnya kemampuan kognitif. Salah satu kondisi yang dapat muncul akibat polusi udara dalam ruangan adalah brain fog. Gangguan mental yang menyebabkan seseorang kesulitan berkonsentrasi, merasa bingung, atau mengalami kelelahan mental.
Menurut Profesor Juliana Jalaludin dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universiti Putra Malaysia. Salah satu penyebab brain fog adalah tingginya kadar karbon dioksida dalam ruangan. Udara yang mengandung kadar CO₂ tinggi umumnya terjadi karena sirkulasi udara yang buruk dan kurangnya ventilasi. Situasi ini menghambat pertukaran udara segar dari luar ke dalam, sehingga karbon dioksida terus menumpuk dan memengaruhi kesehatan penghuninya. Dalam kondisi seperti ini, aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti belajar atau mengerjakan tugas bisa sangat terganggu.
Juliana menekankan pentingnya memperhatikan kualitas udara saat belajar atau bekerja. Ia menyarankan agar mahasiswa tidak mengerjakan tugas di ruang tertutup yang tidak memiliki ventilasi memadai karena dapat memperburuk kemampuan berpikir dan fokus. Ia juga mengingatkan bahwa kehadiran karbon dioksida dalam jumlah berlebih di dalam ruangan tidak hanya berdampak pada sistem pernapasan. Tetapi juga dapat memengaruhi fungsi otak.
Baca Juga : Manfaat Kunyit bagi Tubuh Jika Dikonsumsi Setiap Hari
Selain karbon dioksida, polusi udara dalam ruangan juga dapat disebabkan oleh debu. Partikel debu yang terhirup dalam waktu lama dapat mengganggu keseimbangan hormon endokrin dalam tubuh. Ketidakseimbangan hormon ini diketahui berkaitan erat dengan munculnya masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, Juliana menyarankan agar kebersihan ruangan selalu dijaga, terutama ruang belajar dan ruang kerja. Agar terbebas dari debu yang berbahaya bagi tubuh.
Bahaya lain yang mengintai dalam ruangan adalah senyawa kimia bernama VOC (Volatile Organic Compounds), yang kerap ditemukan pada bahan pelapis furnitur, cat tembok, tiner, atau pembersih rumah tangga. Paparan VOC dalam jangka panjang dapat menimbulkan stres fisiologis karena sifat toksiknya terhadap tubuh manusia. Juliana menjelaskan bahwa senyawa ini tidak hanya berdampak pada sistem pernapasan, tetapi juga memberikan tekanan berlebih pada sistem saraf, sehingga menyebabkan seseorang merasa mudah lelah dan tertekan.
Oleh sebab itu, menjaga sirkulasi udara dalam rumah merupakan langkah penting untuk mencegah paparan polutan. Membuka jendela secara berkala, menggunakan alat penyaring udara, serta memilih bahan furnitur yang ramah lingkungan dan rendah VOC menjadi beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di dalam ruangan. Selain itu, kebiasaan membersihkan rumah secara rutin juga sangat berperan dalam mengurangi jumlah partikel berbahaya di udara.
Dalam sebuah kuliah tamu di Universitas Airlangga pada 7 Mei 2025, Juliana menyampaikan bahwa jumlah polutan di dalam rumah bisa mencapai dua hingga lima kali lebih banyak dibandingkan polutan yang ada di luar ruangan. Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor, seperti rumah-rumah yang dibangun saling berdekatan, minimnya ventilasi udara, serta penggunaan bahan kimia dalam rumah tangga.
Tanpa pertukaran udara yang baik, udara bersih dari luar tidak bisa masuk ke dalam, sementara udara kotor dari dalam tidak bisa keluar. Akibatnya, udara dalam ruangan menjadi jenuh oleh polutan yang terus beredar dan mengendap, memperburuk kondisi lingkungan tempat tinggal. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan menjaga kualitas udara bukan hanya di luar rumah, tetapi juga di dalam ruang tempat kita banyak menghabiskan waktu.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya udara bersih dalam ruangan merupakan langkah awal yang bisa membawa perubahan besar dalam kualitas hidup. Udara yang sehat akan membantu kita berpikir jernih, menjaga keseimbangan emosi, serta meningkatkan produktivitas sehari-hari. Jadi, jangan abaikan udara di rumah Anda—karena apa yang tidak terlihat, bisa jadi justru paling berbahaya.
Simak Juga : Mengapa Pelari Rawan Cedera? Simak Penjelasannya