Net Protozo – Tertawa humor sering kali dianggap sebagai obat yang murah, mudah, dan menyenangkan untuk menghilangkan stres. Dalam berbagai situasi, mulai dari obrolan santai bersama teman hingga melihat meme di media sosial. Selain itu, tertawa humor dipercaya dapat memperbaiki suasana hati dan memberikan efek positif pada kesehatan. Namun, apakah manfaat tertawa humor memang sebesar itu? Pertanyaan ini masih menjadi bahan perdebatan dalam dunia ilmiah.
Beberapa penelitian yang dilaporkan oleh The Irish Times menyebutkan bahwa tertawa humor dapat memengaruhi suasana hati serta sistem kekebalan tubuh. Meski begitu, hasil-hasil tersebut belum bisa dianggap sebagai bukti yang kuat dan menyeluruh. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di The Psychologist. Gil Greengors menegaskan bahwa hubungan antara tertawa humor dengan peningkatan kesehatan fisik masih minim buktinya. Dengan kata lain, klaim bahwa tertawa humor secara langsung bisa menyembuhkan atau membuat tubuh lebih sehat belum didukung oleh penelitian yang meyakinkan.
Salah satu kisah yang cukup terkenal tentang hubungan humor dan kesehatan adalah pengalaman seorang jurnalis dan penulis Amerika Serikat, Norman Cousins. Saat menghadapi penyakit jaringan ikat parah disertai radang sendi kronis yang menyerang tulang belakang dan sendi sakroiliaka. Cousins mencoba menerapkan terapi tertawa. Ia rutin menonton film komedi untuk memicu tawa setiap hari sebagai bagian dari upaya penyembuhannya. Pada saat itu, peluang kesembuhan dari penyakit yang dialaminya sangat kecil, hanya satu banding lima ratus. Meski menjalani pengobatan konvensional, Cousins juga mengonsumsi vitamin C dosis besar dan melibatkan tawa sebagai terapi tambahan.
Baca Juga : Kondisi Kehamilan yang Dapat Dipengaruhi Faktor Genetik
Hasil yang didapatkan oleh Cousins cukup mengejutkan. Ia melaporkan bahwa tertawa memberinya efek seperti obat bius yang meredakan rasa sakit dan membantunya tidur nyenyak tanpa gangguan selama beberapa jam. Pengalaman ini ia tuliskan dalam bukunya yang berjudul Anatomy of an Illness. Namun demikian, kisah Cousins bukanlah hasil penelitian ilmiah yang sistematis, melainkan anekdot pribadi. Oleh karena itu, tidak dapat dipastikan apakah tertawa benar-benar berperan besar dalam proses kesembuhannya atau hanya kebetulan penyakitnya sembuh secara alami.
Meskipun bukti ilmiah yang kuat mengenai manfaat humor untuk kesehatan fisik masih terbatas, ada indikasi bahwa tawa dapat membantu meredakan rasa sakit. Hal ini berkaitan dengan pelepasan hormon endorfin yang terjadi saat seseorang tertawa dengan tulus. Endorfin dikenal sebagai hormon yang dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan rasa bahagia. Namun, meniru gerakan tertawa tanpa perasaan atau secara paksa tidak akan menghasilkan efek yang sama seperti tertawa yang spontan dan tulus.
Pengalaman Cousins menunjukkan bahwa efek pereda nyeri dari tertawa bisa berlangsung cukup lama, yakni sekitar dua jam. Meski demikian, para ahli mengingatkan bahwa efek positif tersebut juga bisa diperoleh dari rangsangan lain yang menenangkan, seperti mendengarkan musik santai atau mengikuti ceramah yang membuat rileks. Jadi, humor bukan satu-satunya cara untuk memperoleh manfaat tersebut.
Selain itu, humor juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Meski belum ada bukti yang sangat kuat untuk mendukung efek humor terhadap kesehatan secara keseluruhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa humor dapat membantu mengurangi stres. Suasana hati yang baik, yang dapat dipengaruhi oleh tawa dan humor, ternyata memiliki dampak positif pada sistem kekebalan tubuh.
Misalnya, menonton film komedi dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi reaksi alergi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan aktivitas tersebut. Namun, efek positif ini bukan hanya bisa diperoleh dari humor saja, melainkan juga dari aktivitas lain seperti mendengarkan musik klasik atau bahkan mengalami perasaan sedih yang dapat memicu respons fisiologis tertentu.
Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa aktivitas fisik yang melibatkan tawa lepas dapat menjadi bentuk latihan aerobik yang efektif. Tawa yang lepas dan alami dianggap dapat meningkatkan detak jantung dan pernapasan, memberikan efek yang mirip dengan olahraga ringan. Namun, klaim ini juga belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Walaupun demikian, para ahli seperti Gil Greengors menyarankan agar kita tetap menikmati humor dalam kehidupan sehari-hari. Menerima humor sebagai bagian positif dari hidup bisa membantu mengurangi beban pikiran dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan demikian, walaupun tertawa belum dapat dijadikan sebagai obat utama untuk kesehatan fisik, tetap ada manfaat nyata yang dapat diperoleh, terutama bagi kesehatan mental dan suasana hati.
Secara ringkas, tertawa memang membawa kebahagiaan dan dapat membantu mengurangi stres serta meredakan rasa sakit dalam jangka pendek. Namun, klaim bahwa tertawa dapat membuat tubuh lebih sehat secara signifikan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Untuk saat ini, menikmati humor dan tertawa bersama tetap menjadi cara sederhana dan menyenangkan untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional dalam kehidupan sehari-hari.
Simak Juga : Smiling Depression: Ketika Kebahagiaan Hanya Topeng