Net Protozo – Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Setelah masuk ke dalam tubuh, parasit ini mulai berkembang biak di hati sebelum akhirnya menyerang sel darah merah.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi ancaman di banyak negara tropis, terutama di wilayah dengan sanitasi yang buruk dan akses kesehatan yang terbatas. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, hingga komplikasi serius yang berpotensi fatal.
Terdapat lima jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria pada manusia. Plasmodium falciparum merupakan jenis yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan malaria berat dan berisiko mengancam nyawa. P vivax memiliki kemampuan untuk tetap tidak aktif di hati selama beberapa bulan atau bahkan tahun sebelum kembali aktif dan menyebabkan malaria berulang. Plasmodium ovale memiliki karakteristik yang mirip dengan P. vivax tetapi lebih jarang ditemukan. Plasmodium malariae berkembang lebih lambat dibandingkan jenis lainnya dan dapat bertahan dalam tubuh manusia selama bertahun-tahun. P knowlesi umumnya menginfeksi monyet, tetapi juga dapat menular ke manusia dan menyebabkan malaria.
Nyamuk Anopheles yang menjadi vektor penyebaran malaria lebih aktif pada malam hari, terutama di daerah tropis dan subtropis yang memiliki lingkungan lembap seperti rawa, sawah, atau hutan. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena malaria. Anak-anak, bayi, dan ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi karena daya tahan tubuh mereka lebih lemah. Orang yang tinggal di daerah tropis dengan lingkungan yang menjadi habitat nyamuk Anopheles juga memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, keterbatasan fasilitas kesehatan di suatu daerah dapat meningkatkan angka penularan karena kurangnya akses terhadap obat antimalaria dan alat perlindungan seperti kelambu.
Gejala malaria umumnya mulai muncul dalam rentang waktu 10 hingga 15 hari setelah seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi. Gejala awalnya bisa menyerupai flu biasa, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Beberapa gejala yang sering dialami penderita malaria antara lain demam tinggi yang naik turun, menggigil hebat sebelum demam muncul, sakit kepala yang mirip dengan migrain, serta mual dan muntah yang membuat sulit untuk makan atau minum. Selain itu, penderita juga dapat mengalami nyeri otot dan sendi, kelelahan ekstrem, serta keringat berlebihan setelah demam mereda. Pada beberapa kasus, malaria juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare. Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, malaria dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah dan berisiko menyebabkan gangguan pernapasan, kejang, hingga koma.
Baca Juga : Jalan Kaki Setelah Lebaran untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Meningkatkan daya tahan tubuh adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi risiko infeksi. Mengonsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur, dan protein dapat membantu memperkuat sistem imun. Selain itu, menjaga pola tidur yang cukup dan rutin berolahraga juga penting untuk menjaga kebugaran tubuh. Mengonsumsi air dalam jumlah cukup juga diperlukan agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
Menghindari gigitan nyamuk merupakan langkah lain yang penting dalam mencegah malaria. Menggunakan kelambu saat tidur dapat membantu melindungi dari gigitan nyamuk, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah endemis. Memakai pakaian panjang dan tertutup saat berada di luar rumah pada malam hari juga dapat mengurangi risiko gigitan. Penggunaan lotion atau semprotan anti-nyamuk dapat memberikan perlindungan tambahan. Selain itu, memasang kawat nyamuk pada jendela dan pintu rumah bisa menjadi cara efektif untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah.
Menjaga kebersihan lingkungan juga berperan dalam upaya pencegahan malaria. Nyamuk Anopheles berkembang biak di tempat-tempat yang lembap dan memiliki genangan air. Oleh karena itu, menghilangkan atau menutup genangan air di sekitar rumah, seperti di ember, pot, atau ban bekas, dapat mengurangi risiko perkembangbiakan nyamuk. Membersihkan saluran air secara rutin agar tidak tersumbat dan mencegah air menggenang juga dapat membantu mengendalikan populasi nyamuk. Selain itu, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender atau serai dapat menjadi alternatif alami untuk mengurangi keberadaan nyamuk di sekitar rumah.
Bagi individu yang akan bepergian ke daerah endemis malaria, pemberian obat profilaksis dapat menjadi pilihan untuk mencegah infeksi. Konsultasi dengan tenaga medis sebelum bepergian sangat disarankan agar mendapatkan rekomendasi obat yang sesuai.
Malaria bukan sekadar demam biasa. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, melindungi diri dari gigitan nyamuk, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jika mengalami gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, atau kelelahan ekstrem, segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Deteksi dini dapat membantu dalam proses pemulihan yang lebih cepat dan mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.
Simak Juga : Melody Prima: Inspirasi Gaya Hijab Stylish