Net Protozo – Bulan Ramadan menjadi momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang. Namun, bagi sebagian individu, terutama yang memiliki riwayat diabetes atau masalah metabolisme. Lonjakan kadar gula darah setelah berbuka puasa dapat menjadi perhatian serius. Praktisi kesehatan masyarakat, Ngabila Salama, mengungkapkan bahwa ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah setelah berbuka. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, kebiasaan makan, serta aktivitas fisik setelah berbuka.
Makanan dan minuman yang dikonsumsi saat berbuka puasa memiliki pengaruh besar terhadap kadar gula darah. Makanan yang tinggi karbohidrat sederhana, seperti nasi putih, mie, roti putih, atau makanan berbahan tepung, dapat meningkatkan gula darah dengan cepat. Selain itu, makanan dan minuman manis, seperti teh manis, sirup, kolak, dan kurma dalam jumlah berlebihan, juga dapat memicu lonjakan kadar gula dalam tubuh. Konsumsi gorengan yang mengandung lemak trans turut berkontribusi terhadap resistensi insulin, yang dapat menghambat penyerapan glukosa dan menyebabkan kadar gula tetap tinggi.
Porsi makan yang berlebihan saat berbuka juga menjadi salah satu penyebab utama lonjakan gula darah. Saat tubuh menerima banyak glukosa dalam waktu singkat, kadar gula darah dapat meningkat drastis. Oleh karena itu, penting untuk mengatur porsi makan secara bertahap agar tubuh dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang masuk setelah berpuasa seharian.
Kurangnya aktivitas fisik setelah berbuka juga berpengaruh terhadap kadar gula darah. Jika seseorang langsung beristirahat tanpa melakukan aktivitas ringan, tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk melakukan aktivitas ringan setelah berbuka, seperti berjalan kaki atau sekadar bergerak aktif.
Baca Juga : Ginjal Sehat: Ciri-Ciri dan Cara Menjaganya
Kandungan serat dan protein dalam makanan juga berperan penting dalam mengatur kadar gula darah. Jika menu berbuka minim serat, seperti sayuran, buah, dan biji-bijian, serta kurang mengandung protein dari sumber seperti telur, ayam, ikan, tahu, atau tempe, maka penyerapan gula dalam tubuh menjadi lebih cepat. Hal ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Selain makanan dan aktivitas, jenis minuman yang dikonsumsi saat berbuka turut mempengaruhi kadar gula darah. Minuman berkarbonasi atau bersoda mengandung gula dalam jumlah tinggi, yang dapat langsung meningkatkan kadar gula darah. Sebaiknya, pilih air putih atau minuman yang lebih sehat untuk menghindari lonjakan gula darah yang tidak diinginkan.
Kurangnya konsumsi air putih juga dapat berdampak pada kadar gula darah. Dehidrasi dapat mengganggu metabolisme glukosa dan membuat gula darah tetap tinggi. Oleh karena itu, pastikan untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup selama berbuka dan sahur.
Selain faktor makanan dan kebiasaan, pengobatan diabetes juga dapat berpengaruh terhadap lonjakan gula darah setelah berbuka. Jika seseorang yang menggunakan obat diabetes atau insulin tidak mengatur dosisnya dengan tepat, kadar gula darah dapat mengalami peningkatan secara signifikan. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis dalam mengatur dosis obat agar tetap sesuai dengan kebutuhan tubuh selama berpuasa.
Untuk menghindari lonjakan kadar gula darah setelah berbuka, disarankan untuk menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang. Konsumsi makanan secara bertahap dengan memilih makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Selain itu, melakukan aktivitas ringan setelah makan juga dapat membantu tubuh dalam memanfaatkan glukosa secara optimal.
Dokter spesialis gizi klinik dari RS EMC Tangerang, Kristina Joy Herlambang, menjelaskan bahwa puasa dapat memberikan dampak positif terhadap kadar gula darah, tergantung pada pola makan yang diterapkan. Jika seseorang berbuka dengan makanan tinggi karbohidrat sederhana dan minim serat, manfaat puasa dalam mengatur kadar gula darah bisa berkurang. Sebaliknya, memilih makanan sehat yang kaya serat, protein, dan lemak sehat dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah selama berpuasa.
Puasa yang dilakukan dengan benar dan diimbangi dengan konsumsi makanan yang sehat dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Selain membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, pola makan yang baik juga berkontribusi terhadap kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, selama bulan Ramadan, penting untuk lebih memperhatikan asupan makanan dan kebiasaan sehari-hari agar tetap sehat dan bugar.
Lonjakan kadar gula darah selama puasa bukanlah akibat dari puasa itu sendiri, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor gaya hidup dan kondisi medis seseorang. Dengan pengelolaan yang baik, risiko peningkatan kadar gula darah dapat diminimalkan, sehingga puasa tetap dapat dijalani dengan nyaman dan aman bagi kesehatan.
Simak Juga : Kebijakan Larangan Hijab di Paskibraka: Pro dan Kontra di Masyarakat