Net Protozo – Pernah merasa mata sulit terpejam meski tubuh sudah sangat lelah? Atau terbangun di tengah malam dan tidak bisa tidur kembali? Banyak orang menganggap ini hal biasa, padahal bisa jadi Anda sedang mengalami insomnia. Gangguan tidur ini bukan sekadar soal waktu tidur yang kurang, melainkan kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Insomnia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk mulai tidur atau tetap tertidur. Gangguan ini umumnya terjadi sedikitnya tiga kali dalam seminggu. Tidak harus berturut-turut, tetapi cukup sering hingga memengaruhi aktivitas dan performa di siang hari.
Menurut dr. Citra, dosen Fakultas Kedokteran IPB University dan Spesialis Kedokteran Penerbangan, tidak semua orang yang kurang tidur bisa langsung dikatakan mengalami insomnia. Istilah ini hanya tepat digunakan jika gangguan tidur tersebut menyebabkan gangguan fungsi di siang hari, seperti sulit berkonsentrasi, emosi yang tidak stabil, hingga kesalahan dalam bekerja atau belajar.
Contohnya, seseorang yang bekerja di kantor mungkin akan menjadi mudah lelah, tidak fokus, dan sering melakukan kesalahan. Sementara itu, pada mahasiswa, insomnia bisa menyebabkan kesulitan dalam memahami pelajaran atau fokus saat belajar. Kondisi ini bisa menjadi lebih serius jika dialami oleh mereka yang bekerja di bidang yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti pilot, supir, atau operator mesin.
Dampak insomnia bukan hanya pada kondisi tubuh yang terasa lelah. Jika tidak ditangani, gangguan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius. Penelitian menunjukkan bahwa insomnia berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi dan stroke. Selain itu, gangguan ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.
Baca Juga : Stres Berlebih? Kenali 4 Tanda yang Perlu Diwaspadai
Dari sisi kesehatan mental, insomnia bisa menjadi pemicu gangguan seperti kecemasan berlebihan dan depresi. Gangguan tidur yang terus menerus membuat tubuh dan pikiran tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan diri, sehingga berdampak jangka panjang terhadap keseimbangan emosional.
Sebagian orang menganggap tidur siang bisa menggantikan waktu tidur malam yang kurang. Padahal, tidur siang sebaiknya tidak dijadikan sebagai solusi utama. Tidur di siang hari tetap diperbolehkan, tetapi tidak boleh terlalu lama. Idealnya hanya sekitar 20 hingga 30 menit. Jika melebihi 45 menit, justru bisa menyebabkan rasa pusing saat bangun. Hal ini berkaitan dengan ritme sirkadian, yaitu sistem alami tubuh yang mengatur waktu tidur dan bangun.
Kabar baiknya, insomnia dapat diatasi tanpa harus langsung bergantung pada obat-obatan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan terapi kognitif. Terapi ini berfokus pada pembentukan kebiasaan tidur yang sehat agar tubuh terbiasa dengan pola tidur yang teratur. Dengan pendekatan ini, banyak orang bisa kembali memiliki kualitas tidur yang baik tanpa intervensi medis.
Namun, jika kondisi sudah cukup parah, dokter akan mempertimbangkan penggunaan obat tidur dan menyelidiki penyebab lainnya. Penyebab tersebut bisa berupa konsumsi alkohol, merokok, gangguan hormon, atau masalah saraf yang memengaruhi kualitas tidur.
Untuk Anda yang ingin memperbaiki kualitas tidur secara mandiri, dr. Citra menyarankan penerapan sleep hygiene atau kebiasaan tidur yang sehat. Beberapa tips yang dapat dilakukan antara lain menjauhkan gawai setidaknya 30 hingga 60 menit sebelum tidur, menciptakan suasana kamar yang nyaman dan rapi, menggunakan cahaya yang lembut, serta menjaga suhu kamar sekitar 21 hingga 22 derajat Celsius.
Penggunaan aromaterapi seperti diffuser dengan aroma yang menenangkan juga bisa membantu. Yang tak kalah penting adalah menjaga konsistensi waktu tidur dan bangun setiap hari, termasuk di akhir pekan.
Jika insomnia berlangsung lebih dari tiga bulan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Jangan tunda untuk mencari bantuan profesional jika upaya perbaikan pola tidur tidak memberikan hasil. Sleep hygiene bisa menjadi langkah awal yang efektif, tetapi dukungan medis tetap penting jika kondisi tidak membaik.
Dengan memperbaiki kebiasaan tidur, Anda tidak hanya meningkatkan kualitas tidur, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh dan pikiran secara menyeluruh.
Simak Juga : Atasan Brokat: Inspirasi M&M Agar Tampil Chic dan Elegan