Net Protozo – Setelah momen Lebaran, banyak orang mulai memperhatikan kondisi kesehatan mereka, salah satunya adalah risiko peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Perubahan pola makan secara drastis selama masa perayaan menjadi salah satu pemicunya. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, makanan bersantan, serta kurangnya konsumsi air putih dan aktivitas fisik, turut berkontribusi terhadap naiknya kadar asam urat.
Asam urat adalah zat sisa hasil metabolisme purin yang normalnya dikeluarkan tubuh melalui ginjal. Namun, jika produksinya berlebihan atau pengeluarannya terganggu, hal ini akan menumpuk dan menyebabkan berbagai keluhan. Salah satu keluhan paling umum adalah nyeri pada sendi.
Menurut Medical Director Sirka, dr. Levina Avissa, gejala awal dari peningkatan kadar asam urat sering kali muncul di persendian kecil. Bagian tubuh yang paling sering terdampak adalah jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan. Rasa nyeri yang muncul umumnya berupa ngilu yang datang tiba-tiba dan bisa disertai dengan pembengkakan ringan. Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami kemerahan dan rasa panas di sekitar sendi.
Pada kondisi yang lebih parah, bisa muncul benjolan kecil di sekitar sendi yang dikenal dengan istilah tophus. Benjolan ini terbentuk akibat penumpukan kristal di bawah kulit. Tophus biasanya terasa nyeri saat disentuh dan menjadi pertanda bahwa kadar dalam tubuh sudah melebihi batas normal.
Baca Juga : Latihan Sederhana yang Dapat Menurunkan Gula Darah
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan dini dapat membantu menentukan diagnosis yang tepat dan memberikan penanganan medis yang sesuai sebelum kondisi menjadi lebih serius.
Kadar asam urat yang dianggap normal berbeda antara pria dan wanita. Pada wanita, kadar normal berkisar antara 1,5 hingga 6,0 mg/dL. Sementara pada pria, kadar normal berada di kisaran 2,5 hingga 7,0 mg/dL. Melebihi angka ini bisa menandakan adanya gangguan metabolisme yang perlu segera ditangani.
Gejala asam urat tinggi tidak hanya terbatas pada nyeri atau pembengkakan sendi. Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Muhammad Pranandi, menambahkan bahwa tanda-tanda lain juga bisa muncul, seperti rasa hangat pada sendi, kekakuan tubuh, hingga sensasi seperti sendi terbakar. Gejala-gejala ini bisa memburuk jika tidak ditangani dengan baik.
Dampak dari kadar asam urat yang tinggi tidak hanya terbatas pada sendi. Dalam jangka panjang juga bisa membentuk endapan di ginjal. Jika hal ini terjadi, maka akan muncul risiko terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal dari kristal terbentuk karena tubuh tidak mampu mengeluarkan kelebihan purin dengan optimal.
Menurut dr. Pranandi, pada orang dengan metabolisme yang baik, purin dapat dibuang melalui ginjal secara efektif. Namun, jika terjadi penumpukan, purin akan mengendap dan membentuk kristal di dalam ginjal. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri hebat dan komplikasi serius lainnya.
Oleh karena itu, menjaga kadar asam urat dalam batas normal sangat penting untuk mencegah berbagai komplikasi kesehatan. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain adalah menjaga pola makan sehat, membatasi konsumsi makanan tinggi purin, memperbanyak minum air putih, serta tetap aktif secara fisik.
Memahami gejala dan risiko asam urat tinggi dapat membantu kita lebih waspada, terutama setelah masa-masa seperti Lebaran di mana pola makan cenderung berubah. Dengan perhatian dan penanganan yang tepat, kadar asam urat bisa dikendalikan dan kesehatan sendi serta ginjal tetap terjaga.
Simak Juga : Dewi Perssik: Pesonanya dalam Balutan Hijab yang Tampil Anggun